Penulis: admin |
PENGADAH, (KP),- Gasing merupakan salah satu permainan rakyat, di daerah perbatasan yang sudah membudaya. Menurut Hardi, pembuat sekaligus pemain gasing, yang tinggal di Pengadah, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri. Gasing terbuat dari kayu keras, seperti pelawan, geremis, dan mentagi. Biasanya yang dipilih, adalah bagian tengah kayu. Karena pada bagian tersebut, lebih keras. “ Ada tiga jenis gasing, yakni gasing tendin, gasing nahan, dan gasing pangkak, “ tutur Hardi.
Kata Hardi, di Kabupaten Natuna, budaya bermaian gasing, di lakukan secara turun kemurun. Keberadaanya hingga kini, masih tetap terjaga, oleh masyarakat pecinta gasing. Permainanya lanjut Hardi, sangat sederhana, yakni dengan cara membelit tali pada bagian kepala gasing, lalu menarik tali, sehingga gasing bisa berputar selama mungkin. Menurut Hardi, permainan gasing juga bisa bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi. “ Dari remaja saya sudah bermain gasing. Dalam permainan gasing jalinan persaudaraan terasa sangat kental. Terutama di saat kita berkumpul memainkan gasing, ” ujar Hardi.
Nada serupa, juga di sampaikan oleh lelaki bernama Harun. Kata Harun melalui media gasing justru bisa merasa lebih dekat dengan warga lain, yang sebelumnya tidak saling kenal. Harun, menganggap budaya yang satu ini memiliki banyak nilai positif. Terutama saat berkunjung di daerah-daerah lain, bermain gasing. Dimana permainan gasing, dapat di pertandingkan antar desa, kecamatan, bahkan antar kabupaten/kota.
“ Seperti yang diadakan beberapa waktu lalu. Bagi masyarakat yang berprestasi di bidang permainan gasing. Akan di ikutkan lomba keluar daerah, seperti di Tanjungpinang. Jadi ini merupakan salah satu upaya sebagai penyemangat untuk mempertahankan, budaya gasing itu sendiri, ’’ terang Harun. (Arsip Koran Perbatasan).