close menu

Masuk


Tutup x

Bupati Natuna Jadikan Peringatan Isra Mi’raj Upaya Memperkuat Keimanan

Suasana-saat-berlangsungya-acara-memperingati-Isra-Miraj-27-Rajab-1439-Hijriah-di-Masjid-Agung-Natuna

Penulis: |

Dua Warna Merah Pada Kalender Isra Mi’raj Resahkan Masyarakat
Natuna, (KP), – Kepastian libur nasional dan cuti bersama dalam rangka memperingati Isra Mi’raj 27 Rajab, 1439 Hijriah, Tahun 2018 menjadi cerita menarik masyarakat perbatasan ujung utara NKRI. Penemuan dua tanggal merah pada kalender berbeda terkait peringatan Isra Mi’raj, sempat melahirkan debat kecil disejumlah warung kopi yang ada di Kabupaten Natuna Provinsi Kepri. Mereka bertanya apakah pada hari Jumat (13/4) atau Sabtu (14/4).
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) terdiri dari Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menetapkan libur nasional dan cuti bersama dalam rangka Isra Mi’raj untuk tahun 2018 ini jatuh pada hari Sabtu (14/4). SKB tersebut sudah ditandatangani oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.

Gambar-kalender-memiliki-perbedaan-tanggal-merah

Sebagaimana diketahui, Isra Mi’raj merupakan salah satu hari libur besar yang dirayakan lebih dari 80 persen total penduduk Indonesia. Isra Mi’raj diperingati pada hari ke-27 bulan Rajab, atau bulan ke-7 dalam kalender Islam. Isra Mi’raj adalah perjalanan malam Baginda Rasul Nabi Besar Muhammad SAW menuju surga, setelah bertemu dengan malaikat bernama Jibril saat bermeditasi disebuah gua disekitar kota Mekah. Dalam pertemuan itu, Nabi Muhammad setuju dengan tuntutan Allah, menemukan Islam, serta mengajarkan kepada dunia, bahwa hanya ada satu tuhan yang benar.
Nabi Muhammad meninggalkan Masjidil Haram Mekah dan melakukan perjalanan menuju Masjid Al-Asqa di Yerusalem. Dari Masjid Al-Asqa, Jibril, malaikat Allah, membimbing Nabi Muhammad melalui Kerajaan Allah menuju ketujuh surga, hingga berada di singgasana Allah. Saat berada di singgasana Allah secara formal memerintahkan Nabi Muhammad untuk menemukan Islam. Allah juga menyatakan bahwa umat Islam harus mengerjakan sholat lima kali dalam satu hari. Allah berjanji umat Islam yang patuh, akan dihargai dengan keajaiban surga. Nabi Muhammad kemudian kembali ke bumi guna menjalankan misinya, dan menemukan Islam.
Ustad-H.-Bambang-Maryono-M.Pd-saat-menyampaikan-ceramah-agama-jamaah-terlihat-antusias-mengikuti-jalannya-acara

Tepatnya, pada Jum’at (13/4), Pemerintah Kabupaten Natuna Provinsi Kepri bersama Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Natuna kembali memperingati peristiwa penting yang terjadi dalam perjalanan panjang sejarah umat Islam tersebut. Kegiatan keagaamaan itu, berlangsung di Masjid Agung Natuna, dengan menghadirkan penceramah Ustad H. Bambang Maryono, M.Pd. Turut hadir pada kegiatan itu, Bupati Kabupaten Natuna Drs. H. Abdul Hamid Rizal M.Si, bersama Sekretaris Daerah Wan Siswandi, S.Sos, para OPD, FKPD, Alim Ulama, dan sejumlah masyarakat yang ada disekitar.
Dalam sambutannya, Bupati Kabupaten Natuna, Drs. H. Abdul Hamid Rizal, M.Si menghimbau kepada seluruh masyarakat beraga Islam yang berada di Kabupaten Natuna agar terus berupaya meningkatkan rasa keimanan. “ Saya mengajak kita semua untuk senantiasa berupaya meningkatkan peran serta, sehingga pada akhirnya tercipta sumber daya manusia yang beriman. Sehingga mampu mengisi pembangunan daerah dilandasi dengan nilai-nilai suci yang terkandung didalam Al-Quran, “ imbuh Hamid.
Menurut Hamid, upaya ini menjadi sangat penting, karena Natuna sedang berupaya meningkatkan kemajuan pembangunan disegala sektor. “ Tentunya berbagai modernisasi akan mempengaruhi tatanan sosial daerah ini. Saya mengakui, bahwa adanya berbagai indikasi negatif. Kurang bekal keimanan, dan kurang bijaknya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, dan berbagai kejadian yang tentunya sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam, membuat akhlaq dan moral generasi muda terkikis, “ ujar Hamid.
Dalam Facebook (FB) bernama Abdul Hamid Rizal, akun resmi milik pribadi Bupati Kabupaten Natuna Drs. H. Abdul Hamid Rizal, M.Si mengatakan poin pentingnya, Isra Mi’raj bukan sebatas rangkaian perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian diangkat ke langit. Perjalanan itu, kata Hamid hanya simbol pembelajaran penting bagi kita, dan khususnya para elit penguasan di negeri ini. Jika diturunkan, terdapat beberapa pembelajaran politik yang berharga.
Dalam status yang ditulisnya, Hamid menyebutkan pertama, dalam suatu himpunan harus selalu ada pemimpin. Dimana seorang pemimpin memiliki kewajiban untuk membawa mereka yang dipimpinnya kejalan kebajikan. Tetapi kepemimpinan ini bersifat sementara, karena kekuasaan sejatinya adalah milik Allah. Siapapun dan apapun posisi elit penguasa saat ini, mereka harus menyadari bahwa kekuasaan sejatinya adalah milik Allah.
Menuru Hamid, yang kedua adalah pemimpin amanah, sikap pemimpin yang amanah tercermin dari sejauh mana  upayanya menebarkan kebajikan ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai kebajikan diinternalisasi pokok-pokoknya kedalam hukum kenegaraan. Lalu diterapkan dalam pengelolaan negara meskipun harus berhadapan dengan kolega maupun kerabatnya sendiri.
Lanjut Hamid, kita bisa mengambil contoh dari Khalifah Umar Bin Khattab yang tidak segan memecat para pemimpin kedapatan melakukan pengkhianatan amanahnya. Semoga dihari Isra Mi’raj kali ini, kita bisa bertabayun akan apa yang telah kita lakukan, serta lebih mempererat rasa ukhuwah islamiyah demi kemajuan wilayah yang kita cintai, yaitu Natuna.
Ketua-PHBI-Kabupaten-Natuna-H.-Syarifuddin-S.Ag_.-M.A

Sementara itu, Ketua PHBI Kabupaten Natuna, H. Syarifuddin, S.Ag. M.A dalam sambutannya menyebutkan kegiatan Israj Mi’raj diselenggarakan sebagai tanda kecintaan kita selaku umat Islam kepada Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW. “ Semoga dengan kegiatan ini, tingkat keimanan kita semakin bertambah, “ sebut Syarifuddin. (Amran).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

READ  Batu Mahpar Perpaduan Wisata Rekreasi dan Wisata Spiritual di Tasikmalaya