Penulis: admin |
Kepri, (KP), – Alam sepertinya sedang memberi peringatan kepada seluruh masyarakat maritim kepulauan. Pasalnya, sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Riau, alami musibah serupa. Peristiwa tak diduga yang terjadi dalam satu bulan itu, bermula dari daerah perbatasan ujung utara NKRI. Terbakarnya sebuah pompong distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) tanpa nama di Pelabuhan Selat Lampa, Kabupaten Natuna, pada hari Selasa (15/05) siang, menjadi catatan awal bermulanya musibah kapal laut di Provinsi Kepri.
Tiga hari berjalan, KM. Bukit Raya, route, Tanjung Priok, Belinyu, Kijang, Letung, Tarempa, Natuna, Midai, Serasan, dan Pontianak, Jumat (18/05) kandas di perairan laut Karang Ninik, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Menyusul terbakarnya Kapal Roll on Roll Off (Roro), atau Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Paray, route Jagoh-Penarik, di Pelabuhan Roro Jagoh Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Rabu (30/05) sore. Satu hari sebelumnya, Selasa (29/05) Kapal Tanker Bhaita Jaya Prima, asal Sunda Kelapa, sempat kandas didepan Taman Laman Boenda, Tanjungpinang Provinsi Kepri.
Empat musibah itu, terjadi pada bulan yang sama, dengan jenis berbeda, dalam satu wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Angka genap membelah dua bagian serupa, dalam satu bulan, dan satu wilayah maritim kepulauan itu, terjadi disekitar pelabuhan dan perairan laut. Dua kapal dinyatakan terbakar saat berada di pelabuhan, dan duanya lagi ditemukan kandas disekitar perairan laut dangkal. KM Bukit Raya, merupakan kenderaan pengangkut penumpang dan barang dilaut yang terbesar dari empat kapal tersebut. Sampai saat ini, keempat musibah itu, masih dalam proses penyidikan.
Rangkaian peritiwa, sebagaimana diketahui sebuah pompong tanpa nama, terbakar di Pelabuhan Selat Lampa Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, pada Selasa (15/05/2018), sekitar pukul 12.20 Wib. Pompong pengangangkut distribusi Bahan Bakar Minya (BBM), terbkar usai mengisi BBM untuk dibawa ke Kecamatan Midai. “ Kejadiannya sekitar jam 12.20 bang, “ ujar Amin salah seorang staf yang bertugas di Pelabuhan Perikanan Selat Lampa, kepada Koran Perbatasan melalui telepon genggam milik pribadinya.
Menurut Amin, pompong tersebut milik Raja Aripin, warga Desa Tanjung Kumbik Kecamatan Pulau Tiga Barat Kabupaten Natuna. Lebih jauh lagi, Amin yang mengaku sudah meninggalkan tempat kejadian saat di hubungi mengatakan pompong tersebut berukuran lebih kurang sekitar 15 sampai 20 Gross Tonnage (GT). “ Kalau penyebabnya saya kurang tau, apakah dari api rokok, atau mesin pompong itu sendiri. Belum ada kepastian dan sekarang sedang di proses untuk mengetahui lebih lanjut, “ tutup Amin.
Informasi sementara, diperoleh dari berbagai jaringan sosial media seperti Group WhatsApp dan Facebook, guna menghindari pipa jaringan minyak yang ada disekitar Pelabuhan Selat Lampa, akhirnya pompong milik Raja Aripin, karyawan pertamina itu, terpaksa di seret ketengah laut, menggunakan pompong nelayan, dan petugas pertamina setempat. Alhasil, kejadian tidak terduga ini, sempat membuat heboh dunia maya, dan warga setempat.
Sedangkan KM. Bukit Raya, salah satu transportasi laut, jasa angkutan penumpang, dan barang antar pulau yang sudah beroperasi sejak tahun 1996, kandas disekitar perairan laut Karang Ninik, Sedanau Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri pada hari Jumat (18/05/2018). Salah satu dari 25 kapal angkutan penumpang milik PT. Pelayaran Nasional Indonesia (PT. PELNI) Persero itu, tersandar tepat diatas permukaan karang, pada posisi 03 42’ 02’’ N – 107 55’ 607’’ E.
Atas musibah itu, Danposal Sedanau, bersama Danposal Sabang Mawang, menggunakan Kapal Hiu 04, dari Pelabuhan Sedanau bergegas menuju lokasi, guna melaksanakan proses evakuasi penumpang. Sekitar pukul 14.30 Wib, dua unit Sea Rider Lanal Ranai, bersama 10 personil Lanal Ranai, terdiri dari 4 personil Sea Rider, dan 6 personil Posal Sabang Mawang menuju lokasi. Pukul 15.00 Wib, telah dievakuasi sebanyak 90 orang penumpang, menuju Pelabuhan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna. “ Dengan rincian, 30 orang dievakuasi menggunakan Kapal Hiu 04, 20 orang menaiki dua unit Sea Reder TNI AL, dan 40 lagi menggunakan pompong milik masyarakat.
Pengamanan proses evakuasi penumpang dari kapal buatan Galangan Jos L Meyer Papenburg Germany tahun 1994 itu, dilakukan juga oleh Kasatpol Air Iptu Zulkarnain beserta anggota, dan masyarakat setempat. Sebagaimana diketahui, kapasitas KM. Bukit Raya terdiri dari beberapa kelas, diantaranya, Kelas I mampu menampung 14 orang penumpang, Kelas II sebanyak 40 orang penumpang, dan Kelas Ekonomi sebanyak 916 orang penumpang, dengan total seluruhnya berjumlah 970 orang penumpang.
Selanjutnya, Kapal Roll on Roll Off (Roro) atau Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Paray yang melayani rute lokal Jagoh-Penarik terbakar pada Rabu (30/5/2018) sekitar pukul 18.05 Wib. Kapal milik PT. ASDP Ferry Indonesia itu, terbakar dibagian lantai dua, menghanguskan hampir seluruh kursi penumpang, terjadi di Pelabuhan Roro Jagoh Dabo Singkep, Kabupaten Lingga pada Rabu (30/05/2018) malam saat kapal sedang sandar di pelabuhan. ” Api berasal dari salah satu bagian kursi penumpang, dan merambat dengan cepat kesemua bagian kursi penumpang, ” sebut Kapten Kapal Suryono.
Musibah itu, membuat kapal yang setiap harinya melayani route Dabo-Daik tidak dapat beroperasi untuk sementara waktu. Kondisi mesin kapal diketahui masih dalam kondisi aman, karena api tidak sempat menjalar kebagian bawah kapal. Saat musibah terjadi, sejumlah ABK tidak berada ditempat. Api berhasil di padamkan dengan cepat oleh petugas pelabuhan dan masyarakat serta bantuan KMP Sembilang, kebetulan sedang sandar pada lokasi yang sama.
Sebagaimana diketahui, KMP Paray, memiliki 162 GT (Gross Tonnage), dan panjang 31 (Loa). Dugaan sementara api menjalar, dan membesar dengan cepat dikarenakan sebagian besar bahan kursi, adalah benda-benda yang memang mudah terbakar. ” Api berhasil di padamkan, cepat dengan bantuan mesin pemadam dari KMP Sembilang, dan masyarakat sekitar, penyebab pastinya nanti akan ada tim yang mengecek, ” terang kapten.
Menanggapi yang terjadi, Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga, Novrizal menyebutkan, sudah berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya Kementerian Perhubungan, guna menangani yang terjadi. Tim dari Kementerian Perhubungan akan turun langsung, mengecek penyebab terjadinya kebakaran dibagian lantai dua kapal. Novrizal memastikan, sudah berkoordinasi dengan PT. ASDP Ferry Indonesia, guna mengantisipasi tingginya arus mudik, dan arus balik libur panjang anak sekolah, bertepatan dengan libur Idul fitri.
Sedangkan Kapal Tanker Bhaita Jaya Prima asal Sunda Kelapa kandas di perairan Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tepatnya di depan Pulau Penyengat dan Taman Laman Boenda. Informasi diperoleh, Bhaita Jaya Prima akan bersandar di Pelabuhan Sri Payung Kota Tanjungpinang. Menurut Ridwan, Staf Keselamatan Berlayar KSOP Kota Tanjungpinang, kapal tersebut jenis tanker, membawa muatan campuran, seperti mobil, semen, tangki air, sembako, besi dan lainnya. Musibah kandas terjadi sejak hari Selasa (29/05/2018) kemarin. “ Mungkin saat ingin masuk kemarin, langsung kandas, karena air laut memang tidak terlalu tinggi. Sampai saat ini, kapal itu belum bisa melintas keluar dari perairan itu, “ terang Ridwan. (Tim Liputan Koran Perbatasan).