
Penulis: admin |
BATURAJA, (KP),- Dalam sepekan terakhir, harga telur di Kota Baturaja mengalami lonjakan lumayan tinggi di pasaran. Kenaikan harga telur ini dikeluhkan pedagang dan konsumen. Terhitung sejak Jumat pekan lalu, harga telur ayam di pasar sudah mengalami kenaikan. Misalnya, di Pasar Baru Baturaja, harga telur ayam tembus hingga Rp.26.000 perkilo gram, bahkan ada yang menjual hingga Rp.28.000 perkilo gram. Salah seorang pedagang di Pasar Baru, Budi menyebutkan bahwa kenaikan harga hingga Rp.28.000 tersebut terjadi sekitar satu pekan terakhir.
“ Pas puasa kemarin sekitar Rp.21.000 sampai Rp.24.000 (perkilo gram). Terus pas habis lebaran baru mulai naik dari Rp.25.000 sampai sekarang Rp.26.000, dan ada juga yang menjual Rp.28.000. Jadi susah kami kalau harga telur mahal cak ini, pembeli jadi sepi, ” ujar Budi kepada Koran Perbatasan, Sabtu, (28/7/2018).
Nada serupa juga disampakan oleh Murdiyani, seorang ibu rumah tangga yang merasa terbebani oleh mahalnya harga telur di pasaran. “ Mahal nian sekarang harga telur kak. Saya tadi beli Rp.26.000 padahal biasanya paling mahal Rp.21.000, semakin besar pengeluaran kami kalau harga telur mahal seperti ini, ” keluh Murdiyani.
Menanggapi yang terjadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ogan Komering Ulu Darmawan Irianto, S.Sos., MM menyatakan tidak sependapat dengan pernyataan Menteri Perdagangan Enggartriasto Lukita yang menyatakan bahwa harga telur melonjak karena efek piala dunia. Menurut Darmawan melonjaknya harga telur bisa jadi karena semakin berkurangnya peternak ayam petelur. Mahalnya harga pakan ternak, atau melonjaknya nilai tukar kurs dolar Amerika.
“ Saya rasa tidaklah kalau efek piala dunia, mungkin Pak Menteri Perdagangan hanya bergurau. Saya rasa kenaikan harga telur bisa jadi disebabkan berkurangnya peternak ayam petelur. Mahalnya harga pakan, dan mungkin juga efek dolar (Amerika) yang terus naik, ” terang Darmawan ketika ditemui wartawan di ruang dinasnya pada hari Kamis, (27/7/2018) kemarin.
Kata Darmawan, yang pasti kami telah membuat laporan ke Dinas Provinsi dan Kementerian Perdagangan, terkait lonjakan harga telur di Kabupeten Oku ini. Semoga segera ada tindak lanjut dari pemerintah untuk menstabilkan harga telur ini, ” imbuh Darmawan. Sebelumnya netizen di Indonesia sempat di hebohkan oleh pernyataan Menteri Perdagangan Enggartriasto Lukita, yang menyebut bahwa kekenaikan harga telur adalah efek piala dunia.
Sebagaimana dilansir dari laman Menteri Perdagangan, Enggartriasto Lukita, mengonfirmasi, bahwa memang ada kaitan langsung antara piala dunia dengan kenaikan harga telur, terutama yang untuk konsumsi rumah tangga. Selama gelaran sepak bola dunia itu, permintaan telur memang meningkat, sebagai makanan instan untuk menemani bergadang sambil menonton sepak bola. “ Karena tengah malam itu (makan) nasgor (nasi goreng) pakai telor, internet, indomie telur, dan kornet, pakai telur juga. Saya dulu pernah menyelinap, ada fresh telur langsung kita ambil bikin nasgor,” cetus Enggar di Jakarta pada Senin 27 Juli 2018. (Syahril).