Penulis: admin |
Penulis : Darnia Repo Julianda (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Nim : 180254241025
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan
APA yang anda pikirkan jika melihat ikan dengan bentuk yang menyeramkan? Pasti menakutkan bukan? Ya itulah oarfish. Oarfish adalah spesies ikan langka yang ada dilaut. Ikan yang memiliki nama latin Regalecusglesne ini memiliki tubuh yang sangat panjang. Ikan ini dapat tumbuh sepanjang 11 meter, namun ada laporan yang mengatakan bahwa ikan ini bisa tumbuh hingga 17 meter.
Namun laporan ini belum dikonfirmasi. Ikan ini memiliki berat tubuh hingga 270 kg. Bentuk tubuhnya yang seperti pita serta memiliki sirip punggung yang lembut menjadi ciri khas dari ikan ini. Ikan ini memiliki jambul yang memanjang diatas kepalanya. Kepalanya kecil dan memiliki insang yang berjumlah 40-58 insang.
Namun di balik ciri khasnya yang unik ikan ini bisa meramal kapan terjadinya bencana. Seperti kejadian yang ada di Jepang yang terjadi pada hari Senin (28/1/2019) lalu seekor oarfish berukuran 4 meter (dari moncong ke ekor) ditemukan terbelit jaring ikan di lepas pantai Imizu, di prefektur pantai utara Toyama. Ikan itu ditemukan dalam kondisi mati, kemudian dibawa ke Akuarium Uozu terdekat untuk dipelajari.
Menurut tradisi dan legenda yang dipercaya masyarakat Jepang, ketika ikan oarfish naik ke perairan dangkal artinya bencana sudah dekat. Bahkan nama tradisional Jepang spesies ikan itu adalah “ryugu no tukai”. Ryugu no Tukai jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya “utusan dari istana raja naga”. Itulah sebabnya ikan ini dikaitkan dengan isyarat bencana alam di masa lalu. Sementara menurut ilmu pengetahuan, ikan oarfish naik ke permukaan karena merasakan gempa akan datang.
Hal ini terkait dengan teori-teori ilmiah bahwa ikan yang hidup di bawah mungkin sangat rentan terhadap pergerakan garis patahan seismik. Pada saat itulah ikan bertindak dengan cara yang tidak seperti biasanya sebelum gempa bumi.
Dikutip Tribun Travel dari laman Asia One.com, Jumat (1/2/2019), seorang profesor ikhtiologi di Universitas Kagoshima, Hiroyuki Motomura, memiliki penjelasan yang lebih mudah dipahami atas penemuan ikan oarfish baru-baru ini di Prefektur Toyama.
“Saya memiliki sekitar 20 spesimen ikan ini dalam koleksi saya sehingga ikan ini bukan spesies yang sangat langka, tetapi saya percaya ikan ini cenderung naik ke permukaan ketika kondisi fisik mereka buruk atau terbawa arus air, itulah sebabnya mereka begitu sering mati ketika ditemukan,” katanya.
Naiknya ikan oarfish ke permukaan sering dikaitkan aktivitas seismik selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada bukti ilmiah tentang hubungan itu sehingga saya pikir orang tidak perlu khawatir.”
Namun demikian, reputasi oarfish sebagai indikator malapetaka segera meningkat setelah setidaknya 10 oarfish terhanyut di sepanjang garis pantai utara Jepang pada 2010. Pada Maret 2011, gempa berkekuatan 9SR melanda timur laut Jepang, memicu tsunami besar yang menewaskan hampir 19 ribu orang dan menghancurkan pembangkit nuklir Fukushima. (***).
Tulisan Pembaca Koran Perbatasan, 18 Maret 2019