Penulis: admin |
KEPRI (KP),- Bertempat di restaurant Habibi’s Nagoya Batam, pada hari Rabu (20/3) Dede Farhan Aulawi melaksanakan Ngobrol Asyik Sore-sore (Ngassor) dengan enam belas orang awak media Provinsi Kepulauan Riau.
Dede yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis ini, bercengkrama santai sambil berbagi pengetahuan dan saran terkait dunia jurnalistik kontemporer. Meskipun saat ini bertugas sebagai salah satu Komisioner Kompolnas, tetapi Dede tidak melepaskan perhatian besarnya untuk pengembangan dunia jurnalistik di masa yang akan datang.
Pada kesempatan tersebut Dede menyampaikan beberapa hal terkait tantangan dan peluang para awak media. Baik menyangkut masalah pemenuhan kompetensi yang akan bermuara pada sertifikasi, meskipun tidak semua awak media menyetujui konsep sertifikasi ini. Latar belakang pemikirannya menyangkut penyajian berita yang valid dan reliable sehingga layak untuk dituangkan sebagai bahan informasi pada publik atau tidak, serta bagaimana melakukan check and recheck sebuah berita yang akan disajikan.
Disisi lain Dede menambahkan bahwa saat ini setiap orang pada dasarnya sudah bisa menjadi jurnalis dengan handphone atau gadget yang ada di tangannya. Setiap saat apabila ada kejadian lalu di foto atau direkam terus diforward ke temennya, pada hakikatnya sudah merupakan bagian dari kegiatan jurnalistik.
Disamping itu Dede juga mengingatkan akan tanggung jawab moral media untuk menyajikan berita-berita yang benar, baik dan bermanfaat. Artinya harus mampu memastikan bahwa berita yang di-publish bukan berita bohong (hoax). Padahal disaat yang bersamaan kadangkala sulit juga membedakan mana berita yang benar dan mana berita yang tidak benar. Di sinilah keterampilan jurnalistik akan diuji seiring dengan waktu.
Tak lupa juga perlu mengangkat isu-isu strategis yang berkaitan dengan kelangsungan hidup umat manusia yang sehat dan penuh peradaban. Isu-isu strategis mengenai ketahanan pangan, ketersedian dan kecukupan air bersih dan sehat, lingkungan hidup yang hijau dan asri, serta kecukupan supply oksigen yang diperlukan oleh seluruh manusia. Jaga lingkungan dan pohon-pohon serta hutan sebagai paru-paru kehidupan. Minimal menjadi paru-paru lingkungan, dan lebih jauh bisa menjadi paru-paru dunia.
Terakhir Dede menyampaikan perlu perhatian yang intens menyangkut masalah kesejahteraan hidup awak media dan keluarganya. Masalah ini yang saat ini masih kurang mendapat perhatian, sehingga tidak sedikit awak media yang mengalami kesulitan hidup dan kesulitan untuk meneruskan profesi yang ditekuninya.
Dede juga menyampaikan perlunya membuka network dengan para jurnalis internasional, yang bisa membuka peluang-peluang lain. Tantangan zaman saat ini tidak bisa hanya mengandalkan pembagian kue domestik yang memang sangat terbatas, cobalah kembangkan network internasional agar kita bisa menemukan “kue-kue” kehidupan yang baru, dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bersama.
Hal tersebut disampaikannya sebelum mengakhiri obrolan disela-sela waktunya yang sangat terbatas. Bahkan hampir disetiap kesempatan Dede selalu menyempatkan waktu berbincang-bincang dengan awak media saat kunjungan ke daerah-daerah. (KP).
Editor : Cherman