Penulis: admin |
KEPRI (KP),- Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Banjir Simarmata menegaskan bahwa Pemuda Pancasila bukan organisasi preman yang menakutkan. “Kita ini Pancasila harga mati, Pemuda Pancasila adalah garis terdepan yang mengamankan dan mengamalkan Pancasila,” tegas Banjir.
Menurut Banjir, organisasi Pemuda Pancasila yang didirikan pada tanggal 28 Oktober tahun 1959 bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Khusus di Kepri kata Banjir, masyarakat sudah mulai memahami keberadaan Pemuda Pancasila. “Nah, yang begitu-begitu sudah mulai habis. Tidak ada lagi yang disebut preman. Kinerja kita sudah mulai dirasakan oleh masyarakat. Bisa lihat sampai saat ini tidak terdengar Pemuda Pancasila ribut, berkelahi, rebut-rebutan lahan dan tikam-tikaman,” tutur Banjir menjawab koranperbatasan.com usai menghadiri Rakerwil, Minggu, 15 September 2019 malam.
Banjir memastikan ada banyak perubahan pada tubuh Pemuda Pancasila setelah dilaksanakannya Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil). “Saya lihat tahun ini besar sekali perubahannya. Pertama adalah semangat dari pada pengurus-pengurusnya itu sudah bertukar wajah, meraka berasal dari generasi-generasi muda yang lebih enerjik. Jadi seluruh kabupaten/kota ketuanya sudah berganti yang baru,” ungkap Banjir.
Sebagai Ketua MPW PP Provinsi Kepri, Banjir berharap kepada Ketua MPC PP bisa menjaga nama baik Pancasila dan ikut serta membantu pemerintah setempat membangun daerah, terutama dalam mensejahterakan masyarakat. “Tidak mungkin pemerintah tahu semua persoalan yang terjadi. Baik itu bidang lingkungan hidup, menyangkut daerah-daerah terisolir, maupun daerah yang belum terjangkau pembangunan seperti listrik, air bersih dan lain-lainnya,” tutur Banjir.
Kita selaku organisasi masyarakat, lanjut Banjir, meminta kepada pemerintah untuk bisa menjalin hubungan kerjasama yang baik. Jangan menganggap Pemuda Pancasila rival karena Pemuda Pancasila adalah pengabdian sosial bukan diciptakan untuk merongrong pemerintah.
“Mustahil seorang bupati, wali kota dan gubernur bisa menjelajahi seluruh persoalan yang ada di kabupaten/kota se-Provinsi Kepri ini, apa lagi presiden. Mereka tentu perlu juga informasi dari kita selaku Pemuda Pancasila. Karena kita adalah masyarakat yang berkumpul dalam sebuah organisasi,” cetus Banjir tersenyum.
Banjir berpesan kepada seluruh kader organisasi yang memiliki tekad “Pancasila Abadi” dengan semboyan “Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang” tersebut agar dapat menjadikan organisasinya mandiri. “Saya mengharapkan kita semua bisa memakmurkan Masjid, begitu juga bagi yang beragama lain. Semua kader harus mandiri dan berbuat baik untuk masyarakat,” tutup Banjir. (KP).
Laporan : Muhammad Faisal