Penulis: admin |
NATUNA (KP),- Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Natuna dalam rangka Peresmian Operasional Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), Ekspor perdana hasil perikanan dan penenggelaman kapal illegal fishing di Selat Lampa, Natuna, Senin, 07 Oktober 2019.
“Sejak saya menjabat, empat tahun kita membangun SKPT Selat Lampa, sebelumnya juga sudah di rintis. Saya katakan ini masih belum 100 persen, karena masih perlu banyak dukungan dari berbagai pihak untuk mengoprasikan sehingga benar-benar seperti yang kita harapkan,” ujar Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti menjelaskan sejauh ini telah dilakukan bimbingan terhadap nelayan. Sementara dalam proses pembangunan SKPT juga didukung oleh berbagai kementerian terkait, diantaranya Kementerian PUPR, ESDM, Perhubungan dan lainnya. “Semua ini demi menjaga kedalautan laut agar dapat terjaga dengan membangun Indonesia dari pinggiran,” sebutnya.
Susi Pudjiastuti mengatakan dengan meningkatkan ekonomi pulau terdepan secara tidak langsung akan meningkatkan kedaulatan NKRI. “Ini cara yang paling episien meningkatkan pertahanan kita,” tuturnya.
Selain itu, Ia Susi Pudjiastuti juga menyampaikan dampak dari seringnya dilakuian penenggelam kapal Illegal fishing pada naiknya harga ikan. “Tidak hanya itu, dampaknya juga saat ini banyak gurita di Natuna,” imbuhnya.
Sebagai Menteri Susi Pudjiastuti berpesan kepada Bupati Natuna agar SKPT 711 menjadi peluang besar bagi daerah tersebut. “Ada potensi 600 kapal beroprasi di laut Natuna. Tolong Pemda Natuna kelola potensi ini dengan baik sehingga SKPT akan menjadi pendapatan daerah,” tegasnya.
Susi Pudjiastuti menyadari ada kendala pada daerah atas wewenang kelautan. Dimana wewenang tersebut ada pada Pemerintah Provinsi, namun peluang Pemerintah Natuna ada pada distribusi sebagai PAD atas aktifitas SKPT itu sendiri. “Memang butuh komitmen semua pihak, harus konsisten. Jangan ada lagi perdagangan ikan di tengah laut agar negara dapat memantau dan menghitung jumlah tangkapan serta alat tangkapnya jelas,” terangnya.
Laut Natuna lanjut Susi Pudjiastuti akan menjadi motor ekonomi perikanan dunia. Karena itu, ia berterima kasih kepada Negara Jepang atas bantuannya kepada Natuna dalam hal ini akan membangun pasar ikan modren di Natuna. “Ada dua titik selain SKPT Selat Lampa, ada pula bagian utara, agar mengimbangi pertumbuhan ekonomi. Natuna penerima terbesar sebanyak 6 miliyar setelah Morotai,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Natuna, Hamid Rizal dalam sambutannya mengatakan dengan adanya SKPT, masyarakat telah merasakan manfaat ditandai dengan meningkatnya ekonomi masyarakat setempat. “Pendapatan nelayan dan masyarakat Natuna pada umumnya meningkat. Bahkan jauh menigkat, pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi hanya 3,5 persen dengan adanya SKPT pertubuhan ekonomi masyarakat Natuna menjadi 5,8 persen,” ungkap Hamid Rizal.
Hamid Rizal berharap pertumbuhan ekonomi Natuna terus naik. Selain itu, Hamid Rizal juga mengucapkan terima kasih atas perhatian menteri selama ini untuk Natuna sangat luar biasa. “Terima kasih ibu atas bimbingan dan santunan yang selama ini telah diberikan kepada warga kami, semoga kedepannya ibu semakin sukses,” ucap Hamid Rizal.
Untuk diketahui, sejak tahun 2015 pembangunan SKPT Selat Lampa telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 221,7 milyar. Acara peresmian juga dihadiri keduataan negara sahabat yaitu Dubes Norwegia, Vegard Kaale.
Usai melaksanakan peresmian Menteri Susi Pudjiastuti bersama Dubes melakukan penanaman pohon dikawasan SKPT dilanjutkan dengan pelepasan ekport perdana 15 ton gurita ke Negara Jepang dengan nilai 1,1 milyar. Selanjutnya melakukan penenggelaman dua buah kapal pelaku illegal fishing asal Vietnam di perairan Kecamatan Pulau Tiga. (KP).
Laporan : Cherman