Penulis: admin |
NATUNA, (KP),- Keadaan akan menjadi semakin lebih baik, jika ekonomi kerakyatan menjadi pilihan. Sesuai dengan konstitusi pasal 33 UUD 1945, Negara bertanggung jawab atas kesejahteraan sosial. Peran Pemerintah mensejahterakan masyarakatnya sudah menjadi kewajiban. Masnasari perempuan pedagang sayur ini sudah bertungkus lumus lebih kurang 6 tahun berjualan di Pasar Kecamatan Bunguran Barat Sedanau. Tinggal bagaimana pemerintah memainkan perannya.
Menurut Masna, selain dari tomat, dan kol yang didistribusi dari Tanjungpinang, sayur-mayur seperti kacang panjang, cabe dan lainnya masih bisa di peroleh dari Transmigrasi Batubi Kabupaten Natuna. Meskipun mengalami banyak kendala, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Masna mengaku iklas menjalaninya, ” sudah resiko menjadi pedagang sayur. Kalau jualanannya tak habis, terpaksa di buang ke tong sampah. Sebab sayur-sayuran tidak tahan lama, “ ujar Masnasari kepada Koran Perbatasan pekan lalu.
Masna berharap, kiranya pemerintah lebih serius memperhatikan para pedagang kecil seperti dirinya. Sebagai pedagang, Masna ingin agar dinas terkait yang mewakili Pemerintah Daerah dapat meninjau tempat di mana dirinya, dan para pedagang yang lainya melakukan aktifitas seharai-hari, guna mengetahui kondisi yang ada, dan segara membantu apa yang menjadi kebutuhan para pedagang, khususnya di Pasar Sedanau Kecamatan Bunguran Barat.
“ Pemerintah coba lihat kami disini, mana yang layak, dan tak layak di bantu. Bukan yang kaya saja mudah di bantu. Saya sudah pernah mengajukan proposal tapi sampai sekarang belum ada tanggapan, dari pihak pemerintah. Harapan saya agar pemerintah mau membantu, biar orang kecil seperti kami ini bisa terangkat, “ katanya berharap.
Begitu juga dengan Suardi, lelaki yang mengaku sudah 16 tahun bekerja menjadi tukang jual ikan di Sedanau, dengan modal sendiri yang dikumpulnya, hingga dapat berjualan di pasar tersebut, juga menyemai harapan sama sebagaimana yang di ungkapkan Masnasari. “ Semoga pemerintah sudi kiranya membatu modal. Sebab selama ini susah dan senang berjualan di Pasar Sedanau sudah di rasakan. Cuma enaknya adalah sewaktu ikan harganya murah. Susahnya, ketika ikan tangkapan nelayan menjadi mahal, “ jelas Suardi.
Katanya, dengan kondisi keuangan (modal-red) yang dimiliki tatkala harga jual ikan dari para nelayan mulai melambung tinggi. Terang-terangan Suardi mengatakan bahwa dirinya tidak mampu membeli. Alhasil pasar-pun menjadi sepi. Dalam hal ini, Suardi berharap pemerintah dapat melihat, dan mendengar, lalu membantu meringankan beban mereka sebagai pedagang kecil, dalam bentuk apapun. Seperti mempermudah bantuan proposal, dan meringankan beban sewa pasar. “ Harapan saya kepada pemerintah setempat, mohon perhatikan kami, “ cetus Suardi. (Amran).