close menu

Masuk


Tutup x

Kompolnas Perkuat Peran Ditpolair Dalam Pengamanan Perairan Indonesia

Komisioner-Kompolnas-Dede-Farhan-Aulawi-di-sela-sela-kunjungan-kerjanya-ke-Ditpolair-Polda-Lampung-kemarin

Penulis: |

RAGAM, (KP),- Sekitar dua pertiga wilayah Indonesia terdiri dari perairan, baik laut maupun sungai. Aktifitas masyarakat yang memanfaatkan jalur perairan untuk melaksanakan kepentingannya sangat banyak sekali. Sehingga peran Polair untuk menjaga keamanan perairan sangat penting. Terlebih pemerintah dengan Program Nawacita-nya ingin mewujudkan perairan Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena letaknya yang sangat strategis, dan potensi sumber daya lautnya yang luar biasa.

Komisioner-Kompolnas-Dede-Farhan-Aulawi-terlihat-sedang-berbincang-bincang-pada-kunjungan-kerjanya-ke-Ditpolair-Polda-Lampung

Pada kesempatan ini, media mewawancarai Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi di sela-sela kunjungan kerjanya ke Ditpolair Polda Lampung kemarin. Pandangannya yang visioner sering menginspirasi terwujudnya peran Polair yang strategis, dalam pengamanan perairan Indonesia.
Dede menjelaskan bahwa kerja Polair selama ini banyak yang belum diketahui oleh publik. Padahal peran dan fungsinya sangat penting dan strategis. Bukan sekedar patroli laut saja, tapi banyak sekali yang dilakukan, baik untuk mencegah kejahatan di perairan ataupun penegakan hukum atas kejahatan yang terjadi di perairan. Contoh kegiatan pencegahan adalah patroli perairan untuk mencegah kemungkinan terjadinya illegal logging, illegal fishing, illegal oil, human trafficking, pengrusakan lingkungan laut, kejahatan di atas kapal dan sebagainya. Hal ini belum banyak diketahui oleh masyarakat. Sementara kegiatan penegakan hukum juga banyak dilakukan untuk memberantas berbagai kejahatan perairan.
Apalagi kegiatan polair lainnya seperti Polmas perairan dan sambang nusa pulau terluar dan perbatasan, pembinaan masyarakat pesisir, perpustakaan keliling buat masyarakat pesisir, pembinaan masyarakat pulau terpencil, dan sebagainya juga belum banyak diketahui publik. Sementara Dede Farhan berpendapat bahwa hal-hal seperti itu perlu untuk diketahui oleh publik. Tentu bukan untuk mencari pujian karena Polri bekerja tidak untuk mencari pujian, melainkan komitmen yang tinggi dalam pengabdian. Demikian ungkap Dede Farhan.
Kompolnas berkomitmen untuk terus memperkuat peran dan fungsi Polair yang harus disertai dengan penguatan aspek anggaran, SDM dan sarpras-nya. Anggaran seperti untuk BBM operasional, biaya pemeliharaan dan perawatan masih perlu ditingkatkan. Kompetensi SDM masih perlu untuk terus ditingkatkan dengan disertai kelengkapan fasilitas pendidikannya. Laboratorium nautika dan teknika harus lengkap agar dihasilkan SDM yang siap pakai. Sertifikasi dan lisence yang mandiri sesuai ketentuan dan persyaratan.
Begitupun dengan sarpras-nya. Banyak wilayah hukum polair yang berhubungan dengan laut lepas, dimana memerlukan kapal type B. Sementara ini kebanyakan baru memiliki type C yang tidak laik untuk dioperasikan di laut lepas. Untuk itu Kompolnas akan terus mendukung dan mengawal penguatan peran dan fungsi polair ini. Termasuk penguatan kompetensi dan teknologi dalam menangani kasus – kasus kecelakaan perairan. Kompleksitas permasalahan perairan dan regulasi – regulasi keselamatan yang dikeluarkan oleh badan otoritas nasional maupun internasional perlu terus disosialisasikan, agar kecelakaan bisa dicegah.
Diakhir pertemuan, Dede Farhan juga tetap memberi motivasi dan semangat kepada seluruh anggota dan pejabat di Ditpolair Polda Lampung untuk tetap semangat dalam bekerja dan mengabdi, meskipun di sana sini masih ada kekurangan anggaran, SDM ataupun sarpras. Semua adalah tantangan dalam bekerja, dan selama ini Polair mampu membuktikan untuk tetap bekerja dengan tetap semangat.
Kehadiran Dede Farhan ke Ditpolair sering dianggap sebagai sebuah kebanggaan, karena memiliki atensi dan kompetensi di bidang perkapalan dan mesin kapal. Narasi-narasi dan komitmennya sangat konstruktif untuk memberi dukungan agar polair semakin baik.
Disamping itu, ada sebuah jargon yang ia buat waktu masih di SMA masih terpampang di beberapa Ditpolair. Jargon inspiratifnya berbunyi, “ Tidak Ada Pelaut Ulung yang Dilahirkan dari Samudera yang Tenang, tapi ia akan lahir dari Samudera yang penuh Terpaan Gelombang, Badai dan Topan “. Jargon inilah yang sering menggelorakan semangat pengabdian Polair bagi negeri. Semoga Polair tetap jaya dalam mengabdi dan menjaga keutuhan NKRI. (Amran).

READ  Dinas Perikanan Oku Kembali Tebar Bibit Baung dan Jelawat di Sungai Ogan