Penulis: admin |
TANJUNGPINANG (KP),- Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, menggelar festival tahunan Pulau Penyengat. Acara berlangsung mulai dari tanggal 14 sampai dengan 18 Februari 2019. Pembukaan festival tersebut dilaksanakan di Balai Indra Sakti Pulau Penyengat, Kamis, (14/2/19).
Festival tahunan ini merupakan langkah menjaring turis domestik sekaligus turis mancanegara di wilayah perbatasan dari Singapura, dan Malaysia. Mengingat, kedekatan budaya Melayu diantara kedua negara tersebut diharapkan bisa menjadi daya tarik kedatangan mereka yang tinggal di perbatasan dan menjadikan Pulau Penyengat sebagai warisan wisata budaya yang mendunia.
Festival Pulau penyengat ini dibuka oleh Gubernur Kepulauan Riau Dr. H. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si didampingi Walikota Tanjungpinang H. Syharul, S.Pd dan Wakil Walikota Tanjungpinang Hj. Rahma, S.Ip. Turut hadir Asisten Deputi Kementerian Pariwisata Reseno Arya, Balai Pelestarian Cagar budaya (BPCD) wilayah Sumbar, Riau dan Kepri Agus Trimulyono, Konsulat Malaysia Ari Nugroho, Sriwahan Singapura cek Alim dan Joho, beserta Ketua LAM Kepri, Kota Tanjungpinang, Kepala OPD Kepri dan Kota Tanjungpinang, FKPD Kepri dan Kota Tanjungpinang, pembukaan tersebut ditandai dengan pemukulan gong.
Walikota Tanjungpinang H. Syahrul, S.Pd dalam sambutannya, mengatakan Pulau Penyengat sangat istimewa, terbukti dari dahulu sampai sekarang penyengat memiliki nilai-nilai sejarah dan budayanya yang unik. Pulau Penyengat pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Riau. Ketika itu namanya menjadi Pulau Penyengat Inderasakti di tahun 1803.
Pulau Penyengat awalnya dibangun sebagai pusat pertahanan. Pulau ini kemudian dibangun menjadi negeri dan berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga, sehingga sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam dan kebudayaan Melayu.
“Pulau Penyengat didideklarasikan sebagai pulau bersejarah yang menjadi warisan dunia. Hal tersebut dilakukan karena Pulau Penyengat merupakan pulau dimana Bahasa Indonesia lahir yang berasal dari Bahasa Melayu Pulau Penyengat, “ tutur Walikota.
Walikota Tanjungpinang mengucapkan apresiasinya atas nama masyarakat Kota Tanjungpinang untuk dicanangkannya Pulau Penyengat sebagai warisan budaya dunia di UNESCO PBB. Terlebih Pulau Penyengat juga merupakan destinasi wisata religius nasional karena banyak makna dan sejarah yang ditinggalkan. Pada kesempatan itu, Walikota mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi Kepri yang selalu bersinergi dalam mempromosikan dan menjadikan Pulau Penyengat sebagai destinasi unggulan untuk wisata di Kepulauan Riau.
“Untuk membangun jadi destinasi unggulan yang mendunia dan promosi Pulau Penyengat ini tidak mudah. Kota Tanjungpinang selalu berusaha menjadikan Festival Pulau Penyengat menjadi ivent tahunan dan selalu bekerjasama dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata juga Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,” tutur Walikota.
Lebih jauh lagi Walikota menyebutkan nantinya ivent-ivent akan kita perluas menjadi suatu identitas di Pulau Penyengat, salah satunya nanti akan kita laksanakan penganugrahan gelar kepada Walikota dan Wakil Walikota yang akan diberikan oleh Majelis Agung Istiadat di Balai Adat Pulau Penyengat.
“Festival ini juga merupakan titik refleksi tentang masa lalu kerajaan yang agung. Nilai dan adat istiadat harus diingat dan diimplementasikan, sehingga bisa menjadi kebanggaan generasi masa depan,” tutup Walikota Tanjungpinang.
Sebelumnya Perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya Wilayah Sumbar, Riau dan Kepri Agus Trimulyono menerangkat BPCD mendorong pengembangan dan pemanfaatan sumber daya budaya, termasuk yang berada di Pulau Penyengat. Nama besar pulau ini dengan keragaman dan keunikkan yang melekat, mampu menyihir calon wisatawan untuk bertandang ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Hal ini disusun dan mengkaji upaya pengembangan program kawasan cagar budaya yang diharapkan lebih khususnya di Pulau Penyengat.
“Tujuan kajian ini juga adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengembangan cagar budaya dikawasan Pulau Penyengat, adapun kegiatan ikut sertaan kami antara lain perlombaan melukis, lomba cipta dan baca puisi, llterasi buku-buku dan naskah sejarah penyengat dan pameran budaya,” ungkap Kepri Agus Trimulyono
Terakhir Gubernur Provinsi Kepri, Dr. H. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si membuka secara resmi Festival Pulau Penyengat dan menyampaikan, berbagai strategi telah disiapkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal utama yang dilakukan dengan melengkapi sarana dan prasarana pada destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungpinang, seperti pelabuhan, bandara dan fasiltas lainnya.
“Bukan hanya pembenahan sarana dan prasarana, kami juga mengembangkan dengan bersinergi antara Pemerintah Kota Tanjungpinang dan pusat untuk selalu menyiapakan pembagunan destinasi seperti pembagunan kota pusaka, sehingga dapat mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi di Kota tanjungpinang,” tutup Gubernur Kepri. (***).
Penulis : Muhammad Faisal
Sumber : Humas