Penulis: admin |
NATUNA, (KP),- “Selamat datang Kepala Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau dalam rangka pemantauan kegiatan pembangunan rumah dinas pada pekerjaan pembangunan gedung daerah tahun anggaran 2017 tahap I tahun anggaran 2018 yang dilakukan pengawalan dan pengamanan oleh TP4D Kejaksaan Negeri Natuna”. Begitu bunyi spanduk berwarna hijau muda, dengan latar belakang gambar master plan pembangunan gedung daerah terpasang di depan bangunan fisik rumah dinas Bupati Natuna yang sedang dikerjakan.
Para jaksa sepertinya memang mendapat tugas baru. Kini, mereka tak hanya berkonsentrasi terhadap tugas utama di bidang yudisial seperti melakukan penuntutan, melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu, atau melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Mereka kini dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan sebuah proyek, mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten dan kota. Tugas mereka menjadi pengawal dan pengaman berbagai proyek pembangunan.
Senin 29 Oktober 2018 sekitar pukul 13:00 Wib di sebuah bangunan yang letaknya berhadapan dengan Kantor Bupati Natuna mendadak riuh. Salah satu ruangan dibagian depan bangunan terlihat rapi. Jejeran kursi bersarung putih dan dua buah meja lengkap dengan hidangan kue serta buah-buahan tersusun siap saji. Dibagian depan pintu masuk ruangan terdapat sebuah meja diatasnya berisikan gambar master plan pembangunan denah rumah dinas bupati pada pekerjaan pembangunan gedung daerah. Sementara di dalam ruangan tampak Kepala Dinas Perkim Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma, Kabag Umum Suhardi, dan Kabag Humas Budi Darma sedang berbincang-bincang.
Berbagai suara terdengar menyatu di telinga, mulai dari suara mesin pemotong besi, ketukan palu pekerja, hingga suara canda tawa para pejabat pemerintah dan pemburu berita. Suara canda sejenak menghilang, ketika sebuah mobil Kijang Innova warna hitam datang. Dari pintu mobil pelat merah BP 1 N itu, terlihat Bupati Natuna Drs. H. Abdul Hamid Rizal, M.Si, menyusul Sekda Natuna Wan Siswandi. Saat itu jarum arloji menunjukan pukul 14:58 Wib. Dari pintu mobil, Bupati Natuna Hamid Rizal langsung menuju tempat dimana sepanduk terpasang, sejenak memanggil Kadis Perkim Hendra Kusuma dan memerintahkan beberapa orang pekerja memperbaiki sepanduk yang terlihat sedikit berantakan.
Bersama Kadis Perkim dan Sekda, Bupati Natuna Hamid Rizal diiringi kilauan cahaya lampu camera si kuli tinta bergegas menuju sebuah meja yang diatasnya terdapat gambar master plan rumah dinas bupati pekerjaan pembangunan gedung daerah. Hingga beranjak duduk melepas lelah ditemani Sekda dan Kadis Perkim. Kesempatan tersebut tentunya dimanfaatkan oleh sejumlah pewarta sebagai momen mengabadikan gambar.
Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepri DR. H. Asri Agung Putra, SH,MH dan Kejari Natuna Juli Isnur, SH,MH beserta rombongan tiba di lokasi menggunakan mobil Toyota Fortuner BP 3 warna hitam sekitar pukul 15:36 Wib. Tiga mobil rombongan penegak hukum itu tampak berjejer parkir tepat di depan pintu masuk bangunan rumah dinas bupati, pekerjaan pembangunan gedung daerah yang menggunakan angggaran daerah sebesar Rp9,96 miliar tahun 2017, dan Rp13,99 miliar tahun 2018.
Dari pintu mobil, Kajati Kepri Asri Agung Putra langsung menuju meja dan melihat master plan pembangunan rumah dinas bupati pekerjaan pembangunan gedung daerah. Usai mendengar sedikit pemaparan yang disampaikan oleh Kejari Natuna Juli Isnur, dan meninjau sejumlah ruangan serta berbincang-bincang bersama Bupati, Sekda, dan Kepala Dinas Perkim, termasuk para pekerja, Kajati Kepri Asri Agung Putra langsung menemui wartawan dan memberi sedikit keterangan.
Kepada awak media Kajati Kepri Asri Agung Putra mengatakan jika pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Bangunan tersebut kemungkinan akan menjadi rumah dinas bupati yang termegah se-Provinsi Kepri. “ Tujuan utama pengawasan dari TP4D agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran sehingga nanti bisa fungsional sebagaimana mestinya. Memang ini bukan hanya rumah dinas saja, tetapi lengkap dengan pendopo, mushola, lapangan upacara, air mancur, dan lain-lainnya. Kalau bisa dilaksanakan sesuai schedule mungkin ini menjadi rumah bupati yang paling bagus di Kepulauan Riau, karena begitu komplit dan sempurna, “ ujar Asri Agung Putra.
Menurut Asri Agung Putra, pekerjaan konstruksi pembangunan rumah dinas bupati yang sedang dikerjakan oleh PT Eka Cipta Madani tersebut sudah harus selesai pada bulan Desember tahun ini. ” Tugas pengawalan ini petunjuk langsung dari presiden, bukan semau-maunya Kejaksaan. Setiap pembangunan memang mesti kita kawal, ini adalah bagian pengawalan dari TP4D, jadi akan selalu kita pantau. Untuk fisik yang ada di belakang saya tahun ini sudah harus selesai. Kalau sekarang memang sudah berjalan dengan baik tidak ada masaalah, tapi kedepannya kita lihat lagi. Harapan kami ini tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran, “ terang Asri Agung Putra.
Lebih jauh lagi Asri Agung Putra meminta agar pekerjaan pembangunan rumah dinas bupati yang melibatkan CV Bima Citra sebagai konsultan perencana tersebut dikawal ketat oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk media masa. “ Saya minta ini kita semua kawal. Jadi pengawalan oleh TP4D menyangkut yudisial dan fisiknya, kawan-kawan media semuanya tolong ikut memantau dan memberi masukan, jikalau memang ada hal-hal yang tidak tepat dengan prioritas, supaya ini fungsional. Jangan sampai pengawasan kita nantinya malah mengganggu dan hasilnya menyedihkan. Mari kita berpikir positive thinking supaya ini bisa berjalan dengan baik. Karena pengawalan ini tidak hanya kami sendiri tetapi melibatkan semua stakeholder termasuk BPKP, “ tutup Asri Agung Putra.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Dinas Perkim) Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma, SH, M.Si ketika diminta keterangan memastikan pekerjaan sudah hampir rampung. “ Alhamdulillah ini dapat berjalan sesuai rencana, tidak ada kendala, sudah mencapai 70 persen. Untuk pekerjaan tahap pertama ini saya optimis bisa diselesaikan. Tetapi untuk mencairkan 100 persen, dan pekerjaan belum selesai mungkin kita tidak berani. Kami tentu akan mencari regulasi bagaimana supaya pekerjaan bisa selesai, pencairannya juga selesai, dan tidak ada masaalah. Jadi sesuai kontrak ini sudah harus selesai pada tanggal 20 Desember 2018, makanya sekarang ini kita kerja siang malam, “ jelas Hendra Kusuma.
Menurut Hendra Kusuma, lanjutan paket pembangunan rumah dinas bupati pada pekerjaan pembangunan gedung daerah selanjutnya tergantung kesiapan anggaran. “ Kalau tahap keduanya tergantung anggaran. Kalau memang anggarannya ada kita kerjakan, karena dibagian kiri kanan rumah dinas ini masih ada pembangunan lain seperti pendopo, mushola, lapangan upacara, air mancur, dan lain-lainnya. Nah, untuk tahap pertama ini kalau beliau (Bupati Natuna-red) berkenan mungkin tahun depan sudah bisa menepati rumah dinas ini. Jadi tergantung kepala daerahnya, apakah beliau berkenan untuk tinggal di rumah dinas yang nantinya akan ada lanjutan pembangunan dibagian kiri kanannya, “ terang Hendra tersenyum.
Selaku dinas teknis, pelaksana dan pengguna anggaran, Hendra Kusuma berharap adanya dukungan positif dari seluruh elemen masyarakat termasuk kuli tinta yang bertugas di Natuna. “ Harapan saya kepada kawan-kawan media semuanya mari kita berpikir positif jangan kita permasaalahkan barang yang belum jadi begini begitu. Saya ingin media juga ikut mendukung pembangunan ini, karena kalau media terus-terusan menulis yang negatif akan membangun opini masyarakat. Nanti kerja kami ini dianggap menghambur-hamburkan anggaran dan sebagainya. Bayangkan saja, sudah 19 tahun kita jadi kabupaten belum ada gedung daerah dan rumah dinas bupati. Selama ini bupati masih ngontrak. Dari sisi performance kita sudah kalah, siapa tau presiden atau petinggi negara seperti panglima datang dan mau nginap disini, tentu kita jadi bangga, “ tutup Hendra Kusuma.
Usai menjawab pertanyaan wartawan, Hendra Kusuma beranjak pergi, perkarangan rumah dinas yang belum jadi itu mendadak sepi. Hanya tersisa beberapa orang pekerja dan staf bagian humas membersihkan ruangan. Saat itu arloji sudah menunjukan pukul 16:08 Wib, satu persatu pewarta tampak meninggalkan lokasi. (Red).
Laporan : Amran – Poto : Tim Liputan