Penulis: admin |
BANDAR LAMPUNG (KP),- Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo memberi masukan “feasibility study” untuk pengembangan Industri Pertahanan di Provinsi Lampung di depan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan PT. Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB), saat menerima Kunjungam kedua lembaga penelitian itu, di ruang rapat kerja Gubernur Lampung, Selasa (21/5/2019) malam.
“Di Lampung saya meyakini siap dan cukup ideal dari sisi letak, sumberdaya, konektiviti. Bisa dibilang over all Lampung termasuk yang paling siap dibandingkan Provinsi yang lain,” ujar Gubernur Ridho.
Ridho mengatakan berdasarkan arahan dari Menhan, pengembangan industri pertahanan di Lampung memang sudah lama menjadi bagian dari dokumen negara. “Selain pengembangan Kawasan Industri Maritim, juga perencanaan pengembangan industri pertahanan yakni PT. PAL termasuk juga PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT. Pindad (Persero),” ucapnya.
Ridho menilai banyak alternatif lahan di Lampung yang bisa digunakan untuk melakukan pengembangan industri pertahanan. “Kita menyajikan arah visi pengembangan Provinsi Lampung termasuk juga kondisi lahan-lahan negara yang ada di Provinsi Lampung yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan industri pertahanan,” katanya.
Ridho menyebutkan alternatif lahan yang bisa digunakan seperti Lanud Pangeran M. Bun Yamin di Kabupaten Tulang Bawang, lahan bekas PT. Pertamina yang memang masuk dari bagian perencanaan Kawasan Industri Maritim di Kabupaten Tanggamus, dan lahan negara lainnya dibawah kendali Kementerian yang ada di Lampung.
“Seperti di Lanud Pangeran M. Bun Yamin dengan luas lahan sebesar 4.200 Ha didukungan juga dengan dekat jalan tol dan bisa jadi pengembangan kedirgantaraan. Lalu, di Tanggamus dekat dengan teluk yang menangani pengembangan armada, sehingga disitu ada armada yang melindungi,” ujarnya.
Gubernur menuturkan pemilihan lahan juga harus didukung pertimbangan lingkungan. “Jadi tidak boleh salah. Harus perfect visinya dan lahannya juga harus siap dan terdukung lingkungannya untuk minimal 30 tahun ke depan bahkan idealnya sampai 50 tahun kedepan,” katanya.
Dengan lahan dan sumber daya yang ada itu, Ridho mengatakan Lampung mampu menjadi bagian dari pengembangan industri pertahanan.
“Industri pertahanan butuh pasokan barang dan sarana prasarana lainnya seperti dukungan sumber daya, lingkungan akademi, pekerja dan lainnya yang semuanya ada di Lampung. Saya harap anak-anak di Lampung dapat jadi tuan rumah di tanah sendiri, anak Lampung punya kebanggaan dan kelebihan,” ujarnya.
Harapan Ridho pertahanan di Indonesia dapat disegani dunia. Selain itu, menjadikan Lampung dari komparatif menjadi kompetitif sehingga juga menjadi kebanggaan untuk masa depan Provinsi Lampung. B”Saya memastikan akan siap memberikan bantuan setiap tahapannya, lalu komunikasi juga. Ini harapan besar buat Lampung, menjadi bagian dari sumbangsih Lampung untuk Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Balitbang Kemhan, Brigjen TNI Abdullah Sani memberi apresiasi kepada Gubernur Ridho yang memulai mengawali inisiasi untuk dilakukannya pengembangan industri pertahanan di Lampung.
“Kemhan berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Lampung terutama dengan Pak Gubernur Ridho yang sudah mengawali inisiasi ini sehingga harapan kami juga, termasuk saya sebagai putra daerah Lampung juga untuk bisa dikembangkan industri pertahanan di Lampung,” ujarnya.
Abdullah Sani juga menyampaikan dengan bekerjasama dengan PT. LAPI ITB, juga sedang melakukan Feasibility Study (FS)/Studi Kelayakan di titik-titik lahan di Provinsi yang menjadi rekomendasi pengembangan industri pertahanan. “Untuk prospek ke depannya kita masih menunggu hasil dari FS yang dilakukan oleh PT. LAPI ITB yang sedang berjalan,” tandasnya. (KP).
Kontributor : Humas Provinsi Lampung