close menu

Masuk


Tutup x

Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang Akibat Aktivitas Manusia

Penulis: |

Penulis : Feny Herawati


Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan


TERUMBU KARANG, apakah ada yang tahu terumbu karang? atau ada yang sudah pernah melihat terumbu karang? mungkin sudah tidak asing lagi  bagi kita mendengar kata terumbu karang. seperti yang kita ketahui, terumbu karang ini berada di dalam laut. Nah, mungkin bagi kita terumbu karang ini adalah sejenis tumbuhan, tetapi terumbu karang ini ialah hewan.

Terumbu karang merupakan sebuah ekosistem perairan yang dihuni oleh berbagai organisme yang berasosiasi dengan karang dan membentuk zat kapur. Terumbu karang dibentuk oleh aktifitas hewan karang, yaitu simbiosis antara polip dengan alga Zooxanthellae, serta organisme penghasil kapur lainnya. Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir yang paling dominan di daerah tropis yang terletak di sepanjang garis pantai. Salah satu penyusun ekosistem terumbu karang adalah karang yang termasuk anggota Subphyllum Cnidaria, kelas Anthozoa, ordo Scleractinia.

Ekosistem terumbu karang terdapat di lingkungan perairan yang dangkal, paparan benua dan gugusan pulau-pulau di perairan tropis. Untuk mencapai pertumbuhan maksimum, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu perairan yang hangat, gerakan gelombang yang besar, dan sirkulasi air yang lancar serta terhindar dari proses sedimentasi.

Terumbu karang berfungsi sebagai gudang makanan yang produktif untuk perikanan, tempat pemijahan, bertelur, dan mencari makan berbagai biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Secara fisik, terumbu karang berfungsi sebagai pemecah ombak dan pelindung pantai dari sapuan badai, serta memiliki nilai estetika yang tinggi untuk pengembangan wisata bahari. Selain itu ekosistem terumbu karang merupakan salah satu sistem kehidupan yang majemuk dan khas daerah tropis yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman yang tinggi.

READ  Gerakan Literasi Nasional Penyuluhan Bahasa Indonesia Bagi Pelaku Media Massa

Salah satu penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang akibat aktivitas manusia ialah: Pencemaran dalam bentuk sedimentasi berupa limbah, lumpur ataupun pasir. Sedimentasi merupakan proses masuknya partikel-partikel sedimen dalam suatu lingkungan perairan kemudian mengendap di dasarnya. Dalam prosesnya, sedimentasi ini bisa menurunkan tingkat kecerahan perairan serta menutupi permukaan terumbu karang maupun padang lamun yang berakibat lanjut terdegradasinya ekosistem tersebut.

Sedimen ini akan menyulitkan algae Zooxanthellae untuk  melakukan fotosintesis dan akhirnya mati atau meninggalkan karang. Dalam kondisi seperti itulah bisa terjadi kerusakan ekosistem terumbu karang yang disebut sebagai pemutihan karang atau coral bleaching. Kerusakan ekosistem terumbu karang disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia.

Kerusakan yang disebabkan faktor alam misalnya: perubahan suhu air laut, topan, perubahan iklim global, gempa bumi, letusan gunung merapi, pemangsa dan penyakit. Dampak kerusakan ekosistem terumbu karang yang diakibatkan oleh faktor manusia lebih kronis dan tidak bersifat sementara. Ada secara langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh manusia. Contohnya; kegiatan perikanan, usaha penangkapan ikan hias, ikan konsumsi, pengambilan kerang-kerang, dan udang dengan menggunakan bahan peledak, bahan kimia beracun, arus listrik, alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti potasium, penangkapan yang berlebihan.

Siapa yang tidak tahu sunscreen. Sunscreen ini banyak dipakai kaum perempuan. Tetapi, sunscreen ini ternyata bisa merusak karang. kenapa bisa merusak karang? karena sunscreen ini memiliki kandungan bahan kimiawi oxybenzone dan octinoxate. Berdasarkan penelitian para ahli, senyawa kimiawi tersebut dapat menyebabkan terjadinya pemutihan (coral bleaching).

Ini merupakan proses dimana sekumpulan karang akan kehilangan warnanya, baik dikarenakan kehilangan pigmen pada ganggang mikroskopis (Zooxanthellae) yang hidup bersimbiosis dengan inangnya (Polip), atau karena zooxanthellae tersebut mengalami degradasi. Zooxanthellae sendiri merupakan sejenis tumbuhan alga yang bersimbiosis dengan hewan-hewan karang hingga terbentuknya ekosistem bawah laut yang kita kenal sebagai terumbu karang ini.

READ  Menyadarkan Masyarakat Bahwa Dugong Hewan Dilindungi Membuka Peluang Pariwisata

Dari beberapa artikel yang penulis baca, penulis sangat prihatin dengan kelakuan oknum yang telah merusak seluas 1.600 meter persegi terumbu karang. seperti yang sudah diketahui secara umum, terumbu karang merupakan habitat dari beberapa spesies tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme laut.

Kerusakan terumbu karang ini sangat berdampak secara tidak langsung terhadap kelangsungan ekosistem laut. Apabila terumbu karang yang dirusak adalah tempat berkumpulnya ikan-ikan, maka ikan-ikan tersebut akan pergi mencari tempat tinggal baru, yang menyebabkan pendapatan negara dari sisi perikanan berkurang. (KP).


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Senin 27 Mei 2019