Penulis: admin |
Penulis : Anggelo Yudika Manurung
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (180254241047)
Apakah anda tau kenapa Mangrove rusak?
Kerusakan ekosistem mangrove lebih disebabkan oleh akibat kegiatan manusia (antro pogenik) baik secara langsung maupun tidak langsung. Kawasan mangrove umumnya berada pada pesisir dan keberadaannya terancam oleh kebutuhan masyarakat yang berada disekitarnya.
Kebutuhan itu dapat berupa pemanfaatan lahan untuk pemukiman, sebagai lahan kegiatan ekonomi seperti industry maupun pertambakan, dan kebutuhan bahan bakar non-migas. Kebutuhan-kebutuhan itu memaksa masyarakat untuk melakukan banyak hal yang dapat merusak hutan mangrove seperti membuka dan menkonversi lahan serta penebangan liar.
Kerusakan-kerusakan dapat menurunkan fungsi-fungsi mangrove baik secara bio-ekologis berupa rusaknya sistem maupun fungsi ekonomis berupa penurunan produksi. Kesalahan manajemen hutan mangrove juga berpotensi besar terhadap degradasi fungsi mangrove.
Ada beberapa dampak yang akan muncul sebagai akibat aktivitas manusia pada atau sekitar wilayah mangrove antara lain yaitu : pertama tebang habis berdampak terhadap berubahnya komposisi tumbuhan, pohon-pohon mangrove akan digantikan oleh spesies-spesies yang nilai komersialnya rendah dan terjadi penurunan fungsi sebagai feeding, nursery, psawning ground.
Yang kedua pengalihan aliran air tawar misalnya pada pembangunan irigasi berdampak pada peningkatan salinitas dan penurunan kesuburan mangrove. Ketiga konversi lahan menjadi pertanian, perikanan dan pemukiman dapat mengancam regenerasi stok ikan udang di perairan lepas pantai, terjadinya pencemaran laut oleh pencemar yang sebelumnya diikat oleh sub strat mangrove. Terjadi pendangkalan pantai, abrasi, dan inutrisi air laut.
Keempat pembuangan sampah cair berdampak pada penurunan kandungan oksigen, munculnya gas H2S. Kelima pembuangan sampah padat memungkinkan tertutupnya pneumatopor yang berakibat kematian mangrove dan perembesan bahan-bahan pencemar dalam sampah padat. Keenam pencemaran dengan tumpahan minyak menyebabkan kematian mangrove.
Dan yang terakhir adalah penambangan dan ekstraksi mineral baik dalam hutan maupun daerah sekitar hutan menyebabkan kerusakan total ekosistem mangrove sehingga menghancurkan fungsi bio-ekologis mangrove dan terjadinya pengendapan sedimen yang berlebihan yang menyebabkan kematian mangrove.
Kerusakan alami merupakan akibat lanjut dari kerusakan akibat kegiatan antropogenik. Terpaan ombak yang terus-menerus akan merusak ekosistem mangrove. Akan tetapi, hal ini tidak akan terjadi apabila tidak terjadi penurunan fungsi mangrove sebagai penahan gelombang akibat kegiatan manusia.
Hal ini dapat ditangani dengan menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat bahwa sumber mata pencaharian mereka berasal dari ekosistem hutan mangrove tersebut sehingga mereka lebih sadar untuk mengolah ekosistem tersebut lebih bijaksana. Selain itu perlunya regulasi dan sangsi tegas terhadap oknum-oknum yang secara sengaja merusak ekosistem mangrove untuk dijadikan kepentingan pribadi.
Dan yang terakhir mengajak masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam usaha merehabilitasi kawasan ekosistem mangrove yang telah rusak,agar kawasan ekosistem Mangrove dapat mengembalikan fungsinya lagi dan memberikan manfaatnya kepada lingkungan sekitarnya. (KP).
Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Selasa, 28 Mei 2019