Penulis: admin |
KELARIK, (KP),- Menghilang selama 16 hari, seorang warga di temukan tergantung di atas pohon, dengan ketinggian lebih kurang 10 meter. Korban adalah putra dari Pak Bahlawi, warga di Desa Gunung Durian Kecamatan Bunguran Utara Kabupaten Natuna. “ Iya betul, sudah 16 hari menghilang dari rumah. Namanya (CY), umurnya sekitar 25 tahun, kelahiran 02 Juli 1993, anak dari Pak Bahlawi, warga Desa Gunung Durian. Ditemukan oleh warga, saat mencari madu, “ ujar Camat Bunguran Utara, Izhar, S.Sos.
Menurut Izhar, (CY) di temukan oleh warga sudah tidak bernyawa (meninggal dunia) dengan posisi tergantung di atas pohon, yang berada di tengah hutan. “ Sudah di kebumikan di Desa Kelarik, karena ini murni bunuh diri, di atas pohon kayu dalam hutan. Awalnya warga mencari madu yang menemukan tidak menyangka, mereka mengira itu bukan orang, “ terang Izhar, kepada koranperbatasan.com, Minggu (09/09/2018).
Informasi ini tentunya membuat geger warga setempat, terutama saat membaca salah satu postingan akun jaringan sosial facebook, menyebutkan (CY) di temukan sudah dalam kedaan tidak sempurna. “ Orang yang hilang, akhirnya di temukan juga. Gantung diri di pohon, sekarang tinggal tulang, “ tulis akun tersebut.
Jauh hari sebelum di temukan, sebuah akun facebook bernama Khusnadhi sempat memposting berita kehilangan (CY) dalam group facebook Berita Natuna. “ Mohon bantuannya, bagi bapak-bapak, atau ibuk-ibuk semuanya. Jika melihat anak ini (gambar di dalam fb) tolong infokan ke kami (nomor telepon-red), karena sudah kurang lebih 20 hari tidak pulang ke rumah, “ tulis Khusnadhi dalam akun facebook-nya, seraya menerangan identitas, dan memasang poto (CY).
Informasi yang diperoleh sebagaimana di beritakan oleh batamnews.co.id terbit Minggu 09 September 2018, sekitar pukul 19:22 Wib, menjelaskan terdapat tujuh fakta mayat mengeri di atas pohon setinggi 10 meter. Diantaranya, pertama menghilang sejak lebaran Idul Adha. Pada Rabu (22/8/2018) sekitar pukul 07.00 Wib, (CY) di ajak Chandra (32) abang kandungnya melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid At-Taqwa Desa Kelarik. Namun (CY) tidak ikut, disebabkan ingin membantu ibu kandungnya yang sedang sakit untuk memasak nasi.
Sekitar pukul 15.00 Wib, Chandra pulang ke rumah, dan tidak melihat adiknya itu. Beberapa hari kemudian Chandra menghubungi keluarga, dan teman-teman dekat (CY) untuk menanyakan keberadaan adiknya, akan tetapi tidak seorangpun yang mengetahui keberadaannya. Fakta kedua, ditemukan oleh pencari madu. Pada hari Kamis 6 September 2018, sekitar pukul 13.00 Wib, Lidhi Adha, salah seorang pencari madu di Desa Gunung Durian, menemukan seseorang tergantung di atas Pohon Manik. Lidhi kaget dan memberitahu apa yang dilihatnya kepada warga.
Fakta ketiga, mayat yang tergantung di pastikan adalah (CY). Saat ditemukan, tidak ada warga yang berani menuju lokasi. Tiga hari berselang Minggu (9/9/2018) sekitar pukul 07.30 Wib, Kades Gunung Putri beserta Bhabinkamtibmas dan masyarakat setempat bergegas menuju Desa Gunung Durian. ” Kakaknya (Chandra) memastikan mayat yang tergantung di Pohon Manik, adalah adek kandungnya. Karena menggunakan celana pendek hitam, yang digunakan pada saat terakhir bertemu dengan korban,” ujar Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Edy Wiyanto.
Sekitar pukul 12.00 Wib, Tim Gabungan Resintel Polres Natuna dan Resintel Polsek Bunguran Barat yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Natuna AKP Edy Wiyanto didampingi Kapolsek Bunguran Barat AKP Frengki Marianus M.SE tiba di Gunung Durian. Selanjutnya melakukan olah TKP, dan pulbaket terhadap saksi-saksi dan keluarga yang bersangkutan.
Fakta keempat, (CY) ditemukan sudah membusuk dalam kondisi tergantung. Sekitar pukul 13.30 Wib, Minggu (9/9/2018) jasad (CY) dievakuasi dari Pohon Manik. ” Mayat dibawa ke Puskesmas Desa Kelarik untuk dilakukan Visum oleh Dr. Ameri Yahya,” terang AKP Edy. Seraya berkata ” di leher terdapat sebuah tali dengan simpul hidup. Sebagian besar badan telah membusuk, di daerah leher tidak ada ditemukan tanda-tanda patah tulang, ” ujar Edy. Jasad (CY) mulai menghitam dan mengering. Diduga ia sudah lama tergantung di pohon tersebut. Bisa lebih dari dua minggu.
Fakta kelima, keluarga (CY) menolak autopsi. Sekitar pukul 15.00 Wib di Puskesmas Desa Kelarik pihak keluarga yakni Chandra (abang kandung) membuat surat pernyataan penolakan untuk tidak dilakukan autopsi terhadap adiknya, dan menandatangi berita acara serah terima jenazah (CY) yang disaksikan oleh Kades Gunung Durian, Amran dan Ketua BPD, Kamaruddin, (CY), akhirnya di kebumikan.
Fakta keenam, (CY) diduga menderita gangguan jiwa. Satreskrim Polres Natuna akhirnya melakukan olah TKP. Satintelkam Polres dan Unit Intelkam Polsek Bunguran Barat melakukan Pulbaket terhadap saksi dan keluarga (CY). Kasat Reskrim Edy Wiyanto mengatakan, diduga korban murni gantung diri. Karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau patah tulang. ” Dari hasil keterangan Dr. Armeri Yahya bahwa korban mengalami gangguan jiwa dengan status rawat jalan dan masa pengobatan,” ujar Edy.
Fakta terakhir, (CY) diduga punya kebiasaan tidak wajar. Selain terindikasi mengalami gangguan jiwa, (CY) juga di kabarkan punya kebiasaan aneh dan tak wajar. Dari keterangan masyarakat setempat, (CY) sering mabuk komix, dan lem di atas pohon. (Amran).