close menu

Masuk


Tutup x

Meresahkan, Persoalan Sampah di Sedanau Tak Kunjung Usai

Potret-gambar-tumpukan-sampah-di-salah-satu-pemukiman-warga-Sedanau-Kecamatan-Bunguran-Barat

Penulis: |

SEDANAU, (KP),- Masyarakat Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, belakangan ini mulai resah. Sejumlah warga terlihat gelisah, karena tempat tinggalnya dikelilingi sampah. Terutama bagi mereka yang tinggal di Pantai Ria Kelurahan Sedanau. Sampah yang berhasil menyelimuti halaman rumah tersebut berasal dari arah laut.

Sedanau-Kecamatan-Bunguran-Barat-Kabupaten-Natuna-Provinsi-Kepri

Menurt Fauzi, warga RT 02 RW 06 Kelurahan Sedanau, selain mengotori halaman rumah, kehadiran sampah juga menimbulakan bau tak sedap. Dikuatirkan melahirkan berbagai penyakit. “ Saya sebagai masyarakat Pantai Ria merasa sangat resah, melihat sampah yang menumpuk disepanjang pantai, dan itu sangat kotor sekali. Bahkan bisa menimbulkan penyakit seperti malaria dan sebagainya, ” tutur Fauzi.
Fauzi, meminta agar pihak terkait memberi himbauan kepada warga agar tidak lagi membuang sampang sembarangan. “ Jadi kami berharap kepada instansi terkait agar bisa membantu kami untuk mencegah pembuangan sampah di dasar laut. Pihak terkait juga harus bisa mengatasi sampah yang ada ini, “ imbuh Fauzi.
Menurutnya, tumpukan sampah mencapai puncak pantai apabila air laut mulai kering. Sampah yang hanyut dari arah laut, tertinggal di bibir pantai saat air surut. Oleh karena itu, warga yang tinggal dibagian laut Sedanau Kecamatan Bunguran Barat diharapkan tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Sumber terpercaya lainnya juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya tumpukan sampah di Sedanau Kecamatan Bunguran Barat bukan persoalan baru. “ Sampah ini bukan masaalah baru, tetapi sudah lama, saya lihat masyarakatnya buang sampah main campak saja ke laut. Saya sudah tujuh tahun tinggal di Sedanau, menurut saya belum ada solusi tentang sampah ini, “ cetus salah seorang warga yang mengaku berdomisili di RT 10 RW 01 Kampung Panas Kelurahan Sedanau.
Bukhary-S.STP-MAP-Camat-Bunguran-Barat-Kabupaten-Natuna Provinsi Kepri

Camat Bunguran Barat, Bukhary, S.STP, MAP ketika diminta keterangan membenarkan yang terjadi. Menurutnya, sampah bukan masaalah siapa yang harus bertanggung jawab, karena sudah menjadi tanggung jawab bersama. “ Kita tidak bisa seperti negara Singapore, masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan di kasih denda. Karena pemerintahnya sudah luar biasa menyediakan fasilitas, “ ujar Bukhary tersenyum.
Dalam hal ini, Bukhary mengatakan masyarakat tentunya tidak bisa disalahkan. Karena fasilitas yang ada masih belum memadai. “ Kita tidak mungkin harus menyalahkan masyarakat, tentunya harus ada komitmen bersama. Sesuai kapasitas, dari pihak kecamatan kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Kami hanya bisa menghimbau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, termasuk mengadakan gotong royong setiap hari Jumat, “ terang Bukhary.
Sebagai Camat, Bukhary memastikan pihaknya telah mengusulkan kepada dinas terkait agar disiapkan fasilitas pendukung. “ Saya tidak berani menyalahkan siapa-siap, memang ini menjadi PR kita bersama. Ketika ada sampah, tentu kita membutuhkan tempat pembuangan sampah. Jadi dalam Musrenbangcam kemarin kita sudah usulkan agar disipkan TPS, TPA, Tong Sampah, Tosa Pengangkut Sampah, termasuk Sampan, dan Pasukan Kuning, “ jelas Bukhary.
Sejauh ini lanjut Bukhary, di Sedanau Kecamatan Bunguran Barat hanya tersedia lima Tempat Pembuangan Sementara (TPS), dan satu buah transportasi pengangkut jenis Tosa. “ Nah, jumlah TPS di Kecamatan Bunguran Barat khsusnya Kelurahan Sedanau hanya ada lima TPS. Sementara jumlah penduduknya luar biasa banyak, nomor dua terbesar setelah Kecamatan Bunguran Timur. Kemudian untuk mengangkat sampah dari TPS ke TPA kita membutuhkan transportasi. Hari ini kita cuma ada satu buah Tosa. Kami tidak mengeluh, cuma kami tidak bisa berbuat banyak. Kalau bicara titik lokasi sampah, saya lihat hampir menyeluruh, “ papar Bukhary.
Mengatasi persoalan yang terjadi, menurut Bukhori memang harus ada kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakatnya. “ Perlu kawan-kawan ketahui untuk mengubah prilaku hidup sehat perlu waktu. Kalau gotong royong itu bukan solusi, karena sifatnya hanya sementara. Untuk mengatasi persolan sampah ini ada dua asfek utama yang harus kita benah. Pertama pemerintah memang harus menyediakan fasilitas, kemudian masyarakatnya harus bisa merubah prilaku hidup sehat, “ tutup Bukhary. (Amran).

READ  Personel Diliingkungan Polres Tanggamus Lamtim Tukar Posisi Jabatan