close menu

Masuk


Tutup x

Berubah Warna, Air SPAM Anambas Ancam Kesehatan Warga

Penulis: |

ANAMBAS (KP),- Tidak dapat dimungkiri, air menjadi salah satu kebutuhan utama dalam hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama tiga hari, tapi manusia tidak bisa hidup tanpa minum air selama tiga hari. Air bersih tidak hanya diperlukan sebagai air minum saja. Masih ada banyak lagi manfaat air bersih yang bisa dirasakan, bukan hanya bagi manusia saja, tetapi juga lingkungan sekitar.

Ketersediaan akses terhadap air bersih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat di tanah air. Bahkan, dari delapan target yang ditetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia masih kesulitan untuk mencapai target peningkatan akses terhadap air bersih dan kualitas sanitasi. Beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan ketersediaan dan akses air bersih salah satunya adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (KKK), Provinsi Kepri.

Pantauan koranperbatasan.com, Jum’at, 19 Juli 2019 beberapa warga perbatasan itu, tampak gelisah. Meski daerahnya sudah memiliki layanan Sarana Prasarana Air Minum (SPAM), namun sayangnya warga masih belum berani menikamti air tersebut. Hal itu dikarenakan air yang mengalir ke rumah-rumah warga diketahui bewarna seperti teh.

“Sehingga kami takut untuk menjadikannya air minum, hanya untuk mencuci dan membasuh,” ungkap salah seorang warga berdomisili Desa Tarempa Barat Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas.

Warga yang meminta agar namanya tidak disebutkan dalam penulisan berita ini memastikan bahwa dirinya tidak berani mengkonsumsi untuk dijadikan air minum.

“Untuk minum sehari hari-hari saya harus membeli air galon pak. Tapi rasanya kami tak mampu kalau harus membeli air galon setiap hari. Cuma mau tak mau kami terpaksa juga membeli air galon demi kesehatan keluarga kami,” ujar warga itu dengan raut wajah sedikit kesal.

READ  Maraknya Perilaku Mesum di D'Top dan X2, Alumni Lemhannas Minta Propam Periksa Oknum Polres Sidoarjo

Menindaklanjuti yang terjadi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas, Herianto, ketika diminta keterangan di ruang dinasnya merasa terkejut atas informasi yang disampaikan. Karena selama ini dirinya tidak pernah menerima laporan dari warga terkait kondisi air berubah warna.

“Selama ini belum ada laporan yang masuk dari masyarakat tentang air yang warnanya tidak jernih,” tegas Herianto, seraya memanggil salah satu stafnya, yang membidangi lingkungan dan kesehatan.

Dihadapan Kepala Dinas-nya, Dian Tamalia Rumoga, SKM, mengatakan jika air berubah warna tidak dianjurkan lagi untuk dikonsumsi oleh warga. “Sebenarnya, air PAM yang dari pipa plastik hitam itu sudah kami periksa, tapi secara mikrobiologi saja pak. Apakah menyebabkan diare atau tidak? dan kita sudah periksa langsung dari sumber mata air-nya bersih,” tutur Dian.

Kami, lanjut Dian, sudah melakukan uji laboratorium, di dalam bak beton penampungan airnya, benar-benar jernih. Namun sempat merasa heran ketika air tersebut dialirkan ke rumah-rumah warga berubah warna.

“Mungkin karena masih ada pipa besi yang digunakan. Bisa jadi ketika pipa besi itu kosong dan terkena cahaya matahari terus pipa panas, membuat pipa besi menjadi berkarat. Ketika dialirkan ke kemasyarakat airnya berubah merah atau kuning seperti teh,” ujarnya.

Lebih jauh lagi, wanita yang terlihat murah senyum, menjabat Kasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan di Dinas Kesehatan KKA tersebut membenarkan bahwa air yang mengalir ke rumah berubah warna.

“Sama, di rumah saya sendiri pun begitu juga pak! airnya merah seperti teh, jadi saya agak ngeri, karena warnanya merah. Lagi pun air kita dua hari sekali baru ngalir, besar kemungkinan dikrenakan pipa besi kosong, terus kena panas jadi didalamnya berkarat,” sebut Dian tersenyum.

READ  Terkena Musibah, Petugas Piket PLN Ranai Akhirnya Meninggal Dunia

Menanggapi keterangan yang disampaikan stafnya, Herianto kemudian langsung meminta kepada stafnya untuk menyurati pihak terkait seperti camat, desa dan lurah memberikan himbauan kepada masyarakat. Agar masyarakat tahu bahwa air PAM tidak layak untuk dikonsumsi, dan hanya bisa buat mandi. (KP).


Pewarta : Azmi Aneka Putra