Penulis: admin |
NATUNA (KP),- Hari Pers Nasional (HPN) diselenggarakan setiap tanggal 9 Februari bertepatan dengan lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 5 tahun 1985. Dalam surat keputusan tanggal 23 Januari 1985 itu menyebutkan bahwa Pers Nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila.
Hasil sidang ke-21 di Bandung tanggal 19 Februari 1981 Dewan Pers menyampaikan kepada pemerintah sekaligus menetapkan penyelenggaraan Hari Pers Nasional. Dewan Pers kemudian menetapkan Hari Pers Nasional dilaksanakan setiap tahun secara bergantian. Penyelenggaraannya dilaksanakan secara bersama antara komponen pers, masyarakat, dan pemerintah khususnya pemerintah daerah yang menjadi tempat penyelenggaraan.
Tepatnya pada hari Sabtu, 12 Januari 2019, dua organisasi besar tempat berkumpulnya insan pers di daerah perbatasan ujung utara NKRI yakni PWI dan AJOI telah berhasil melaksanakan rapat pembentukan panitia peringatan HPN ke-73 tahun 2019 bertempat di sekretariat AJOI jalan Pramuka Ranai. Dalam rapat yang dipimpin oleh Roy Sianipar dan dihadiri puluhan kuli tinta tersebut menetapkan M. Rafi sebagai Ketua Panitia, Iskandar Pohan Sekretaris, Herman Kota Bendahara I dan Hasonangan Lubis Bendahara II.
Dalam sebuah pertemuan kecil Senin (14/01) di Ranai Square Ketua panitia peringatan HPN ke-73 2019 Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, M. Rafi menyebutkan tentunya akan ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan untuk menyemarakkan HPN mulai dari pemeren pers serta pendukung lainnya. “Kita ingin tahun ini HPN di Natuna terselenggarakan secara besar-besaran. Kami terbuka kepada siapa saja yang ingin berpartisipasi apakah dari komunitas, ormas, instansi pemerintah maupun TNI-Polri untuk menampilkan atraksi-atraksinya dalam memeriahkan HPN ini, “ imbuh Rafi.
Menurut pria yang sukses mendirikan media lokal bernama Ranai Pos tersebut, dari hasil rapat panitia memutuskan acara jalan santai yang dipusatkan di Pantai Kencana Ranai akan menjadi agenda utama pada peringatan HPN ke-73 di Natuna. “Jumlah peserta dan doorprizenya masih sedang di bahas oleh panitia, kita tidak ingin selesai acara publik berpandangan negatif. Karena disamping jalan santai HPN juga menjadi ajang silahturahmi dan penyatuan pemikiran untuk kemajuan pers di daerah khususnya Natuna dan bangsa Indonesia umumnya, “ ujar Rafi.
Keinginan kuat untuk dapat meng-akbarkan HPN ke-73 di Natuna juga disampaikan oleh Sekretaris Panitia Peringatan HPN, Iskandar Pohan. Menurut Pohan HPN merupakan agenda tahunan yang harus diperingati secara bersama-sama. “Sebenarnya kegiatan ini memang harus dimeriahkan, karena gawai kita bersama. Sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Presiden RI tanggal 23 Januari nomor 5 tahun 1985. Rencananya dalam jalan santai nanti akan kita meriahkan pula dengan rangkaian acara hiburan rakyat, “ terang Pohan.
Tempat terpisah, Bendahara Panitia Peringatan HPN, Hasonangan Lubis dan Herman Kota terlihat sedang fokus membahas rapat persiapan keuangan. “Sumber dana masih belum diketahui dari mana, yang jelas panitia sedang membahas tentang bagaimana cara memperolehnya. Mudahan ada pihak-pihak yang tergerak hatinya untuk membantu terselenggaranya HPN tahun 2019 di Kabupaten Natuna secara besar-besaran,“ sebutnya.
Bagian seksi acara jalan santai, Amran menyebutkan peringatan HPN memiliki makna tersendiri bagi para pemburu informasi. “ Sebenarnya HPN ini merupakan acara paling bergengsi bagi komponen pers Indonesia. Pers selalu mengalami dinamika permasalahannya dari masa kemasa. Bukan saja pada masa orde baru, juga sebelumnya hingga saat ini, mulai dari belenggu kolonialisme hingga kebebasan pers yang dibungkam. Maka dari itu, diharapkan melalui peringatan HPN, insan pers dan masyarakat sudah seharusnya senantiasa berbenah dan mewujudkan cita-cita Indonesia,“ ujar Amran.
Pertanyaannya mampukah panitia yang sudah dibentuk oleh seluruh wartawan di daerah perbatasan ujung utara Kabupaten Natuna Provinsi Kepri meng-akbarkan Hari Pers Nasional ke-73 tahun 2019 dalam kondisi keuangan yang terbilang sulit. “Ini sebuah tantangan bagi seluruh wartawan di Natuna. Kita tahu kondisi keuangan saat ini memprihatinkan, mudahan saja ada pihak-pihak instansi pemerintah dan para bos-bos yang peduli, “ tutup Edi Suroso. (Red).