close menu

Masuk


Tutup x

Wagub Kepri Minta Pelaksanaan Imunisasi Campak-Rubella Diperpanjang

Wagub-Kepri-Isdianto-saat-hadir-dalam-dialog-publik-dengan-tema-Ancaman-dan-Dampak-Rubella-CRS

Penulis: |

TANJUNGPINANG (KP),- Wakil Gubernur provinsi Kepri H. Isdianto meminta agar batas akhir pelaksanaan imunisasi campak dan rubella yang sedianya akan berakhir hinggaa 31 September agar diperpanjang lagi. Hal ini mengingat target 95 persen yang akan dicapai, sejauh ini baru tercapai 41 persen.

“Kalau kita analisa pencapaian 41 persen saat ini dari 95 persen yang ditargetkan, ini masih sangat jauh dari pencapaian. Sementara batas waktu hanya tinggal beberapa hari lagi. Solusinya, karena campak dan rubella ini bisa dikatakan darurat, maka saran saya agar diperpanjang waktunya,” kata Isdianto saat membuka dialog publik dengan tema Ancaman dan Dampak Rubella, CRS, Kamis (20/9/2018) di Hotel Aston Tanjungpinang.

Virus campak dan rubella sendiri hingga saat ini belum ada obatnya, Dan satu-satunya cara adalah mencegahnya dengan cara diimunisasi. “Kita berharap punya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani tanpa terkecuali. Perlu kita akui minimnya pencapaian ini dikarenakan sempat adanya polemik halal dan haram. Tapi lupakan itu semua, karena ini demi kesehatan dan masa depan anak-anak bangsa. Apalagi MUI sudah menyatakan membolehkannya. Perlu saya tegaskan bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati,” ujar Isdianto.

Wakil Gubernur menghimbau agar seluruh masyarakat Kepri, terutama yang paham dan sudah melakukan imunisasi agar mengajak tetangga-tetangganya untuk ikut melakukan imunisasi. “Bayangkan saja, petugas kesehatan saja ada yang terjangkit virus rubella. Padahal mereka paham masalah ini. Bagaimana dengan masyarakat yang kurang memahami hal ini. Saya rasa Dinas Kesehatan agar lebih gencar lagi melakukan sosialisasi,” ujar Isdianto lagi.

Sementara itu, Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Kepri Hj. Rosmeri Isdianto yang juga hadir dalam kesempatan ini menyarankan agar pola sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan agar lebih bervariatif. Jika selama ini bentuk sosialisasi hanya dilakukan melalui media dan spanduk-spanduk. Rosmeri menyarankan agar sosialisasi dilakukan dengan cara door to door ke tengah masyarakat. Tujuannya agar sasaran bisa tercapai dengan maksimal. Tidak hanya bagi kalangan dengan tingkat pemahaman menengah ke atas, tapi juga bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.

READ  Gubernur Kepri Tinjau Sejumlah Lokasi Rencana Pembangunan di Batam

“Masyarakat banyak yang belum paham. Kata-kata rubella ini kan baru muncul sekarang. Masyarakat tahunya campak selama ini. Makanya segera beri sosialisasi masalah ini hingga ke masyarakat bawah. Beri pemahaman tentang apa itu campak dan rubella? Serta dampaknya,” pinta Rosmeri.

Konsultan dari UNICEF Yuprizal Candra mengatakan bahwa secara nasional pencapaian target kegiatan yang akan berakhir di 31 September ini, sampai sekarang baru mencapai sekitar 50 persen. Menurut Yuprizal, imunisasi campak dan rubella ini sangat penting. Karena ibu hamil yang terjangkit virus ini akan melahirkan anak cacat permanen. “Kita tahu tidak ada satupun daerah yang terbebas dari CRS ini. Makanya kita saat ini sedang berupaya untuk mencegahnya. Dan ini sangat penting untuk keberlangaungan generasi bangsa kita,” unar Yuprizal.

Adapun Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, berdasarkan data mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampling sebanyak 2.000 anak untuk di tes campak dan rubella. Dan ternyata sebanyak 400 anak positif campak dan 270 positif rubella. “Kita semua tidak mau generasi kita lahir dengan cacat permanen tentunya. penyakit ini belum ada obatnya kecuali dengan cara mencegahnya,” ujar Tjejtep. (KP/Net).