Penulis: admin |
TANJUNGPINANG (KP),- Dimulai dari kecintaannya dengan dunia seni, Bobby Harnawan yang kerap disapa Bobby kelahiran Desa Beliba, Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepri memulai perjalanan bisnis kecil-kecilannya di Tanjungpinang.
Beliaua dalah salah seorang pengusaha kreatif yang ada di Tanjungpinang. Bermodalkan semangat wirausaha dan keterampilan seni yang dimilikinya, Bobby nekat membangun usaha dengan modal pas-pasan dan bersaing dengan puluhan para pelaku usaha kreatif lainnya.
Ketika ditemui oleh koranperbatasan.com Jumat (8/2) dini hari di warung kopi miliknya berlokasi di Jalan Brigjen Katamso KM.2 Tanjungpinang, dengan ramah berbagi cerita dan pengalaman pribadinya dalam membangun bisnis. “Sekitar beberapa tahun yang lalu, kalau tak salah tahun 2007 saya sempat bekerja disebuah perusahaan, jadi office boy, bang,” ujar Bobby tersenyum mengawali percakapan.
Ketika ditanya sudah berapa lama bekerja, Bobby menjawab “hanya dua minggu, tak lebih, “. Setelah itu Bobby mengurungkan niatnya untuk kembali menjadi pekerja dan memulai usahanya dengan berjualan pulsa di depan rumah.
Mengutip sebuah klise “Nagasaki hancur karena bom, usaha hancur karena di bon” hal itu-lah yang dialami Bobby ketika usaha pertamanya itu sempat bangkrut karena utang tetangga yang tak terhindarkan. Sempat merasa putus asa karena bangkrut, beliau memutuskan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan asuransi dan berusaha menghidupi usahanya yang sempat mati suri sembari menjalani aktivitasnya sebagai agen asuransi.
“Sewaktu disana saya bangkit lagi, bang. Saya coba bangun usaha lagi dan kali itu saya coba bangun kios aquascape. Memang saat itu sekitar tahun 2014 lagi booming-boomingnya aquarium taman atau aquascape, jadi saya liat mungkin peluangnya cukup bagus kedepan,” ujar Bobby tersenyum.
Bermodalkan sedikit uang dan keterampilannya mengolah barang bekas serta limbah. Bobby kembali menjadi pengusaha dan kali ini bergerak di industry kreatif. Untuk mewujudkan mimpinya memperbesar usaha, Bobby tak jarang juga mengambil pekerjaan seni lainnya seperti, melukis, membuat handcrafting dan menyanyi serta bermain music upahan.
Itu semua dilakukannya dengan penuh semangat dan hasil dari semua itu cukup untuk menopang kehidupan keluarganya serta untuk menyicil mimpinya memperbesar usahanya itu. “Man jadda wajadda” yang sungguh sungguh pasti mampu, bang, “ tambahnya.
Tak lama bergelut dalam aktivitasnya itu, Bobby pun mampu membangun kedai kopi yang letaknya bersebelahan dengan kios kecil aquascape miliknya. Bukan hanya kedai kopi, Bobby juga sempat membuat tempat cuci mobil dan menyewakan beberapa boot/stand buatan sendiri yang sebagian besar adalah olahan limbah kayu.
Kepiawaiannya dalam memanfaatkan modal berupa barang-barang bekas sempat mengantar Bobby pada kehidupan yang cukup mapan. ”Dulu, saya ada beberapa karyawan, mere kasemua tetangga saya, adek-adek kampong juga bang,” cetusnya. Membangun kampung tempat ia tinggal dengan membuka lapangan pekerjaan menjadi alasan Bobby menggait karyawannya dari tetangga-tetangganya sendiri. Walau setelah masa jayanya tadi Bobby harus telungkup dan merangkak lagi karena imbas situasi ekonomi belakangan ini yang begitu parah dirasakan masyarakat Tanjungpinang. Bobby terus bertahan dengan keyakinannya bahwa usaha itu sendirilah yang akan membawa perubahan baik pada dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya.
Semangatnya dalam membangun usaha cukup menginspirasi beberapa teman-temannya dan serta anak muda di Tanjungunggat. “Bang Bobby lah yang menginspirasisaya buat usaha kuliner,” ungkap Udin, salah seorang pemuda Tanjungunggat yang juga merupakan seorang pembisnis kuliner pemula.
Kini Bobby tetap bertahan dengan tempat usaha barunya yang sempat vakum beberapa bulan lalu. “Dulu nama kedai saye Bilik Soekarno sekarang kalau abang nak cari kopi, bebual dan design aquascape boleh datang ke kedai saye yang sekarang ganti name jadi Bilik Sebelah pulak,” canda Bobby menggunakan bahasa daerahnya ketika hendak mengakhiri perbincangan dengan koranperbatasan.com. (***)
Penulis : Muhammad Faisal