Penulis: admin |
KEPRI, (KP),- Ketika Badan Pusat Statistik menerbitkan Indeks Kebahagiaan menurut Provinsi Kepulauan Riau selalu berada di atas rata-rata nasional. Kebahagiaan itu selalu meningkat dalam dua kali indeks yang diterbitkan BPS. Tahun 2014, indeks kebahagiaan Kepri berada pada kisaran 72,42. Tahun 2017, ketika disyiarkan lagi, indeks kebahagiaan Kepri berada di angka 73,11.
Angka ini jauh berada di atas rata-rata nasional sebesar 70,69. Provinsi Kepri, berdasarkan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) merupakan yang tertinggi di Sumatera. Untuk nasional, Kepri berada di peringkat ketujuh, setelah Maluku Utara (75,68), Maluku (73,77), Sulawesi Utara (73,69), Kalimantan Timur (73,57), Kalimantan Utara (73,33), dan Gorontalo (73,19).
Yang terbahagia di Sumatera barangkali menjadi pemicu pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Sesuai visi misinya, Gubernur Provinsi Kepri, H. Nurdin Basirun dan Wakil Gubernur H. Isdianto memang ingin menjadikan Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera. Sejahtera yang membuat bahagia.
Tak hanya Indeks Kebahagian, Kepri menjadi yang tertinggi di Sumatera. Tahun 2018, Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kepri merupakan yang tertinggi di Sumatera dan berada di posisi empat se-Indonesia. Menurut Nurdin, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan juga ikut mendorong peningkatan indeks pembangunan manusia. Pemprov Kepri akan terus mendorong pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang semakin baik. Karena itu, dia berterima kasih dengan banyak pihak yang berperan aktif sesuai bidang masing-masing meningkatkan kualitas SDM Kepri.
Dalam catatan BPS, peningkatan IPM menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesejahteraan, harapan hidup, sekolah, maupun hidup layak semakin panjang. IPM disusun dengan menggunakan tiga dimensi, yakni dimensi kesehatan yang diukur dengan indikator umur harapan hidup, dimensi pengetahuan dan pendidikan yang diukur dengan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta dimensi hidup layak yang didekati dengan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Dalam catatan BPS, peningkatan IPM menunjukkan adanya peningkatan kesehatan, pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup. Karena itu, Nurdin menyampaikan dia selalu mengajak komponen masyarakat melakukan yang terbaik untuk negeri ini.
Pada Bidang Pendidikan, capaian pembangunan ditunjukkan dengan meningkatnya angka partisipasi kasar SMA/MA/SMK dari 85,17% pada tahun 2016 menjadi 87,11% pada tahun 2017. Namun, capaian pembangunan yang paling signifikan adalah meningkatnya persentase lulusan SMA/ MA yang diterima di perguruan tinggi yaitu dari 15% pada tahun 2016 menjadi 35,42% pada tahun 2017.
Hal ini memberikan harapan terhadap meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia di Kepulauan Riau yang merupakan modal dasar bagi pembangunan daerah. Selain itu, persentase lulusan SMK yang diterima di dunia kerja juga meningkat signifikan dari 15% pada tahun 2016 menjadi 50% pada tahun 2017. Ini merupakan indikasi bahwa kualitas pendidikan kejuruan di Provinsi Kepulauan Riau mampu memenuhi ekspektasi pasar kerja.
Nurdin berterima kasih atas peran serta semua pihak sehingga apanyang dicita-citakan terus terealisasi. Terima kasih disampaikan Nurdin kepada pimpinan DPRD Kepri dan seluruh anggota DPRD Kepri. Demikian juga dengan seluruh pemangku kepentingan di Kepri. Ada TNI dan Polri dengan perannya yang menbuat Kepri semakin nyaman, aman dan kondusif. Demikian juga dengan Kejaksaan dengan TP4D-nya yang dengan pengawasan hukumnya membuat pembangunan berjalan sebagaimana mestinya. “ Doa dan dukungan masyarakat sangat kami harapkan sehingga apa yang kita harapkan menjadi kenyataan,” kata Nurdin.
Banyak sektor pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah. Tapi hal yang juga diprioritaskan Nurdin dan Isdianto adalah pembangunan akhlak dan karakter generasi muda. Salah satu bidang yang saat ini gencar dibangun dan mendapatkan prioritas dalam pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau adalah bidang infrastruktur. Gencarnya pembangunan. (Ambox/Humaskepri).