Penulis: admin |
JAKARTA (KP),- Ada banyak motif kenapa banyak orang melakukan korupsi. Banyak yang membencinya, tapi juga jangan salah karena banyak yang mencintainya. Jika cinta sudah bersarang, maka rintangan apapun yang menghalanginya akan diterjang. Begitulah pepatah anak muda yang sedang dilanda cinta. Begitupun dengan perilaku korup, sekian banyak orang yang ditangkap dan dipenjara, tetapi faktanya tidak pernah mampu menyurutkan syahwat orang untuk melakukan korupsi.
Pimpinan Rumah Para Pecinta Ilmu (RUMPPI) Dede Farhan Aulawi ketika dimintai komentarnya mengenai hal ini, mengatakan bahwa landasan terpenting pencegahan korupsi adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah SWT. Jika iman sudah bicara, maka ia bisa mengendalikan diri untuk tidak berbuat korup. “Sepandai apapun dia mampu menyembunyikan tindakan jahatnya, ia akan memiliki keyakinan bahwa ada 2 malaikat yang setia untuk selalu mencatat amal perbuatannya, sehingga dirinya akan berusaha untuk menjaga diri,” ujar Dede.
Selain itu, Dede juga menambahkan bahwa pola hidup sederhana mampu meminimalisir perilaku korup. Jika model berfikir dan pola sikap yang dikembangkan untuk selalu sederhana, maka gaya keserakahan akan berkurang. Pemenuhan kebutuhan hidup itu nilainya relatif, bisa besar bisa juga kecil. Tergantung gaya hidup masing – masing orang. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan pola hidup sederhana agar tidak memiliki fikiran yang “aneh” untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ukuran kesederhanaan juga boleh jadi relatif karena gaya sederhana satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda juga. Tapi paling tidak ukuran relatif ini bisa direduksi dengan standar normatif saja. “Misalnya jika makan dengan Rp 15.000 saja bisa nikmat, kenapa harus nyari makanan yang Rp 100.000,-. Jika hanya sesekali mungkin bisa saja, tapi jangan terlalu sering. Jadi sudah saatnya Indonesia membuat ”Gerakan Nasional Pola Hidup Sederhana,” ungkap Dede mengakhiri penjelasan. (KP).
Editor : Cherman