Penulis: admin |
BATURAJA, (KP),- Antrian panjang truk, dan mobil pribadi terlihat mengular di beberapa SPBU yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kendaraan-kendaraan tersebut mengantri, untuk mendapatkan BBM bersubsidi jenis solar, dan premium. Antrian panjang kendaraan tersebut menjadi keluhan pengguna jalan di Kota Baturaja. Hal tersebut di karenakan antrian BBM, di SPBU tersebut memakan badan jalan, sehingga arus lalulintas menjadi macet, dan rawan kecelakaan.
“ Ngeri kak lewat sini, kalau truk sedang antri seperti ini, jalan macet dan rawan kecelakaan apalagi di tikungan depan Gudang UB itu, ini tadi panjang nian antrian truk sampai dekat Islamac (Islamic Centre Baturaja-red), ” ujar Taufik salah satu pengguna jalan yang melintas di depan SPBU 24.321.112 jalan Ir. Soekarno (Jalan Lintas) saat di wawancarai oleh wartawan pada hari Kamis (2/8/2018).
Leo Saputra, Pengawas Lapangan SPBU 24.321.112 saat di jumpai wartawan di kantornya pada Kamis (2/8/2018) membenarkan yang terjadi. “ Sudah kurang lebih 3 bulan ini antrian seperti ini terjadi. Hanya berhenti pada saat jelang hari raya, karena kuota di tambah, dan ada satgas yang memantau, ” ujar Leo. Ketika ditanya apa yang menyebabkan antrian panjang terjadi, Leo menjawab, “ mungkin akibat wilayah OKU Timur yang ke arah Blitang tidak dikirm, solar subsidi, jadi truk-truk yang kearah sana ngantri di sini, ” jawab Leo.
Menurut Leo Saputra, SPBU mereka setiap hari menjual 16 KL Solar subsidi, Premium 5KL perhari, dan Pertalite 16-24 KL. Leo menuturkan pihaknya juga bingung dengan antrian yang terjadi saat ini. “ Karyawan kami akhirnya harus mengatur antrian kendaraan di tengah terik matahari, agar jalan tidak macet. Karena BBM belum datang kendaraan sudah antri, kasihan juga melihat karyawan kita, belum lagi antrian seperti ini menyebabkan rawan kecelakaan,” pungkas Leo.
Hal senada di ungkapkan oleh Rusdi, Kepala Shift SPBU 24.321.162 Air Paoh saat di wawancara di kantornya pada Kamis (02/08/2018) siang. “ Kami sering juga di marahi pihak Kepolisian, karena antrian yang terjadi. Kami jadi serba salah kalau seperti ini, lebih baik BBM subsidi di hapuskan sama sekali, dengan resiko harga barang ikut naik, atau BBM bersubsidi kuotanya di bebaskan di setiap SPBU, ” keluh Rusdi.
Menurut Rusdi untuk SPBU 24.321.162 ketentuan jumlah kuota pengiriman Solar di atur Pertamina, dan untuk lebih jelasnya Rusdi meminta untuk langsung menghubungi Pertamina. “ Langsung ke Pertamina saja, kami takut salah omong, nanti kami kena tegur, kalau salah omong, ” kata Rusdi menyarankan.
Sementara itu, ketika wartawan mendatangi TBBM Baturaja di Desaa Banuayu Kecamatan Lubuk Batang, manajemen TBBM Baturaja enggan menemui wartawan. Saat itu, wartawan hanya di temui Danru Satpam Eko Rusdianto, dan Eko Rusdianto-pun meminta untuk langsung menghubungi Pertamina Unit Pemasaran Palembang. “ Silahkan langsung ke Pertamina Unit Pemasaran Palembang, di sana ada tim legal, dan humas, tidak ada kapasitas di sini untuk menjelaskan terkait kuota BBM, ” terang Eko. (Syahril).