Penulis: admin |
NATUNA (KP),- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Natuna Provinsi Kepri, Kamis, 15 Agustus 2019 pagi, menggelar pertemuan dengan awak media yang tergabung di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Natuna. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai II Kantor Bawaslu Kabupaten Natuna Jalan Datuk Kaya Wan Mohamad Benteng Ranai tersebut membahas tentang peren aktif media dalam pendidikan politik terhadap masyarakat.
Ketua Bawaslu Kabupaten Natuna, Khairurrijal, S.IP dalam sambutannya menyebutkan bahwa Bawaslu merasa perlu bekerjasama dengan media untuk dirangkul sebagai penyampai pesan kepada masyarakat. “Bawaslu media adalah salah satu mitra strategis untuk dirangkul membawa program,” sebutnya.
Kata Khairurrijal, ada beberapa tahapan yang menjadi perhatian Bawaslu bersama media secara transparan agar pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Natuna bisa berjalan dengan baik. “Melakukan pengawasan paling sedikit ada sembilan tahapan yang kita awas. Seperti tahapan pemutakhiran data, persoalan yang menjadi sebab utama beres atau tidaknya pelaksanaan Pemilu itu. Untuk memberikan hasil yang lebih optimal dan maksimal maka kita membutuhkan peran media,” ujarnya.
Menurut Khairurrijal dari beberapa tahapan terdapat satu tahapan terbilang krusial yakni tahapan kampanye. “Sangat serius pada saat pelaksanaan Pemilu kemarin kalau saya selalu menyebutnya tahapan paling krusial dari seluruh tahapan itu adalah tahapan kampanye. Kenapa menjadi sangat krusial dan sangat penting karena dilaksanakan dalam waktu yang panjang. Ada banyak potensi pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan kampanye ini,” tuturnya.
Bagian penting lainnya lanjut Khairurrijal adalah tahapan verifikasi Parpol karena pada Pemilu kemarin sempat terjadi sengketa pada tahapan tersebut. “Ini juga penting untuk mencegah potensi sengketa. Sebagaimana yang kita ketahui karena kurangnya penguasaan regulasi oleh Parpol pada tahapan verifikasi ini kemarin kita sempat sidang mediasi hingga ke PTUN. Memang rata-rata kegiatan verifikasi ini berjalan mulus, namun mereka yang tadinya bersantai-santai, tiba-tiba datang kemudian masa pendaftaran sudah tutup,” imbuhnya.
Pendidikan-pendidikan seperti ini menurut Khairurrijal juga perlu disampaikan melalui media, karena ketika hanya dilakukan melalui serangkai kegiatan pelatihan terkadang tidak semua Parpol peserta Pemilu bisa menghadirinya. “Informasi-informasi tentang ini juga perlu disampaikan melalui media agar mereka bisa mempersiapkan dirinya mengurus surat-surat yang diminta. Kegiatan pengawasan ini tentunya tidak berhasil secara sempurna jika tidak didukung oleh informasi media,” pungkasnya.
Sebagai Ketua Bawaslu, Khairurrijal berharap media bisa memainkan perannya membantu Bawaslu dalam rangka memberikan pelajaran politik terhadap pelanggaran Pemilu agar masyarakat mau melaporkan pelanggaran yang mereka temukan kepada pihaknya. “Jadi inilah tujuan kami mengundang kawan-kawan wartawan disini untuk membantu kami memberikan pelajaran politik agar masyarakat mau melaporkan ke Bawaslu,” terangnya.
Khairurrijal menegaskan pihaknya tidak bisa memproses sebuah persoalan jika tidak ada laporan yang mereka terima. “Natuna secara umum tidak ada masaalah, tapi kita dengar ada isu begini begitu. Kita bisa memproses itu apabila ada laporan dari masyarakat dan temuan oleh Bawaslu sendiri. Daerah lain memang masyarakatnya aktif melaporkan, seperti di Surabaya itu sampai ratusan, bahkan ribuan ditemukan pelanggaran. Pelanggaran ini jika dibiarkan merupakan pembodohan terhadap masyarakat. Kita ingin pemimpin yang bisa memajukan Natuna, jangan sampai hal ini terjadi hanya gara-gara Rp 100 ribu akhirnya masyarakat memilih bukan memakai hati nurani,” tutupnya. (KP).
Laporan : Amran