Penulis: admin |
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Penulis : M. Mahabbah Aulia
Prodi : Ilmu Kelautan dan Perikanan
PERNAH terbayang melihat jenis hewan yang sudah eksis 400 juta tahun yang lalu?. Hewan yang bahkan sudah ada sebelum era yang diperediksi merupakan zaman hidupnya dinosaurus?. Hewan tersebut adalah Ikan Coelacanth atau dikenal sebagai Ikan Raja Laut.
Ikan ini merupakan anggota suku Latimeria. Jenis ikan Coelacanth yang dapat dijumpai saat ini berjumlah 2 jenis. Salah satunya dapat dijumpai di Indonesia, yaitu jenis latimeria menadoensis. Para peneliti juga menyebut ikan ini sebagai “fosil hidup “karena bentuk tubuh dan organnya tidak berubah sejak 400 juta tahun yang lalu.
Ikan Coelacanth Manado sejauh ini diketahui ditemukan di perairan Sulawesi dan Papua. Ikan ini hidup di kedalaman 150-200 meter, dengan suhu perairan 17-200 C. Ikan ini beberapa kali ditemukan menghuni lereng vulkanis dan gua-gua bawah laut. Berbeda dengan jenis ikan lain yang umumnya bertelur, ikan Coelacanth ‘melahirkan’ anaknya.
Proses melahirkan terjadi karena telur ikan telah menetas di dalam tubuh, tepatnya di dalam oviduk. Ikan ini memiliki masa mengandung yang cukup lama. Waktu yang dihabiskan sejak telur dibuahi hingga anaknya siap untuk dilahirkan mencapai hingga sekitar 1 tahun.
Selain cara reproduksi yang unik, ikan ini juga memiliki organ yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya yaitu paru-paru. Walau demikian, ikan ini tidak menggunakan paru-parunya untuk bernapas. Menyatakan bahwa paru-paru dari ikan ini merupakan organ vestigial yang berarti tidak fungsional. Keunikan hewan ini tidak lepas dari posisinya dalam garis evolusi. Ikan ini diduga berkerabat lebih dekat dengan veterbrata berkaki empat (reptil, amfibi, mamalia, dan burung) dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.
Ikan ini termasuk dalam status rentan (vulnerable) dalam daftar merah IUCN. Status tersebut disebabkan oleh faktor alami dan antropogenik. Faktor alami yang menyebabkan hewan ini rentan adalah kemampuan reproduksi ikan Coelacanth yang rendah dan persebaran yang terbatas.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus bangga akan kekayaan biodiversitas negeri kita. Jutaan ragam fauna eksotis tentu juga memiliki ragam potensi pengelolaan, tidak terkecuali ikan Coelcanth. Kebanggan ini tentunya harus diikuti dengan upaya untuk menjaga kelestarian fauna Indonesia. Karena kehidupan yang kita jalani, sesungguhnya ditopang oleh jasa flora dan fauna di luar sana. Salam lestari! (KP).
Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Senin 13 Mei 2019