close menu

Masuk


Tutup x

Pentingnya Ekosistem Mangrove

Penulis: |

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


Penulis : Sepri Hamza, NIM : 180254241040, Prodi : Ilmu Kelautan


PENGEMBANGAN suatu kota sangat berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga mengakibatkan kebutuhan lahan menjadi semakin tinggi. Pada akhirnya dapat memicu peningkatan konversi lahan untuk permukiman, kawasan industri, sarana dan prasarana dan kegiatanlainnya.

Konversi lahan mangrove merupakan salah satu bentuk konversi lahan yang tidak terelakkan dikawasan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat peningkatan pertumbuhan penduduk yang tak terkendali pada suatu daerah. Hal ini mendorong terjadinya kerusakan sumberdaya pesisir dan laut, yang nantinya akan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

Maka dalam hal itu kita sangat perlu menjaga kelestarian ekosistem mangrove, ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues).

Potret-gambar-salah-satu-hutan-mangrove

Beberapa fungsi mangrove antaralain adalah menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai Menjernihkan air, mengawali rantai makanan, melindungi dan member nutrisi dan manfaat bagi manusia (mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia).

Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat di rasakan dalam kehidupan sehari-haria ntaralain sebagai berikut, tempat tambat kapal, obat-obatan, pengawet, pakan dan makanan. Bahan mangrove dan bangunan. Sedangkan menurut, secara ekologis ekosistem mangrove mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir, diantaranya sebagai tempat peralihan dan penghubung antara lingkungan darat dan lingkungan laut.

Juga sebagai penahan erosi pantai karena hempasan ombak dan angin serta sebagai pembentuk daratan baru. Merupakan tempat ideal untuk berpijah (spawning grund) dari berbagai jenis larva udang dan ikan. Sebagai cadangan sumber alam (bahan mentah) untuk dapat diolah menjadi komoditi perdagangan yang bisa menambah kesejahteraan penduduk setempat.

READ  Ciptakan Pemilu Aman Damai Kepoliasan Resor KKA Gelar Focus Group Discussion

Manfaat sosial ekonomi ekosistem mangrove bagi masyarakat sekitarnya adalah sebagai sumber mata pencaharian dan produksi berbagai jenis hasil hutan dan turunannya, antaralain kayu bakar, arang, bahan bangunan, obat-obatan, minuman, peralatan rumah tangga, bahan baku tekstil dan kulit, madu, lilin dan tempat rekreasi.

Ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu sebagai (1) produk, (2) pasar, dan (3) pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumber daya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Akhirnya sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pariwisata secara ramah lingkungan.

Disini kegiatan wisata yang bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat local dan pelestarian lingkungan sangat ditekankan dan merupakan cirri khas ekowisata. Pihak yang berperan penting dalam ekowisata bukan hanya wisatawan tetapi juga pelaku wisata lain (tour operatour) yang memfasilitasi wisatawan untuk menunjukkan tanggungjawab tersebut.

Ekowisata mangrove merupakan objek wisata yang berwawasan lingkungan dimana wisata tersebut mengutamakan aspek keindahan yang alami dari hutan mangrove serta fauna yang hidup disekitarnya tanpa harus merusak ekosistem tersebut untuk membuatnya lebih menarik wisatawan, hal ini disebabkan bahwa hutan mangrove mempunyai cirri khas yang khusus dan banyak fauna dan flora yang hidup disekitarnya.

Ekowisata merupakan mata pencaharian alternative bagi masyarakat pesisir yang dapat menambah pendapatan mereka. Selain itu dalam pengelolaan ekowisata dan strategi konservasi hutan mangrove, keterlibatan para stakeholders sangat berperan penting. Proyek ekowisata dapat berhasil jika stakeholders melaksanakan peran mereka dalam pengelolaan ekowisata maupun konservasi hutan mangrove. (KP).


Kiriman Pembaca Koran Perbatasan, Rabu, 22 Mei 2019