close menu

Masuk


Tutup x

Pentingnya Lamun dan Dugong Bagi Ekosistem Hayati Laut

Penulis: |

Penulis : Muhammad Fachry  Fernando


Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan, (180254241034)


LAMUN adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh membentuk padang rumput sehingga juga disebut “padang lamun” di dasar perairan dangkal, yang mana Indonesia sendiri memiliki 12 jenis lamun dari 60 jenis spesies lamun yang tersebar di dunia.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dari 1.507 km2 luas padang lamun di Indonesia, hanya 5% saja yang tergolong sehat, 80% kurang sehat dan 15% dalam kondisi tidak sehat. Keberadaan lamun dewasa ini kian terancam. Beberapa hal yang menjadi ancaman tersebut justru karena factor manusia (anthropogenic stress).

Gambar-1.-Dugong

Beberapa aktivitas dan kebutuhan menusia di darat seperti penggunaan air yang berlebihan, penggundulan hutan, alih fungsi hutan dan lahan, membuang sampah sembarangan, aktivitas wisata hingga proyek reklamasi menjadi ancamannya serius sampai saat ini.

Menurut LIPI,  pengetahuan dan kesadaran sebagian besar masyarakat akan peranan lamun bagi keberlangsungan ekosistem hayati bawah laut yang memang masih kurang tersebut menjadi factor utama kerusakannya. Dari segi fisik lamun atau seagrass memang tidak se-populer bakau dan terumbu karang. Namun faktanya, lamun, mangrove dan terumbu karang memiliki peran penting satu sama lain.

Selain bermanfaat bagi perikanan, padang lamun juga berfungsi sebagai penahan gelombang, menangkap dan meyetabilkan sedimen sehingga air menjadi lebih jernih. Di samping itu, fungsi dan kegunaan lamun yang lain juga mampu mengurangi laju perubahan iklim dengan menyerap lebih dari dua kali jumlah seluruh karbon dioksida (CO2) mencapai 83.000 ton/km2 yang disimpan oleh hutan di darat dengan rata-rata menyerap karbon hingga 5.446 Mg per tahun.

READ  Ir. Lindawati Resmi Jabat Rektor Universitas Baturaja

Dari berbagai manfaat tersebut di atas, lamun juga menjadi makanan utama bagi dugong (dugong dugon), mamalia laut atau satwa ordo Sirenia yang bisa hidup sampai 70 tahun di area perairan pesisir. Dugong atau yang sering disebut juga duyung ini tidak bisa dipisahkan dari lamun.

Gambar-2. Info-grafis-Dugong-dan Lamun

Padang lamun menjadi habitat penting bagi dugong sebagai sumber makanan. Mamalia laut eksotik ini memakan daun dan rizoma lamun, terutama dari spesies pionir seperti genus Halophila dan Halodule.

Dewasa ini, dugong masih belum banyak mendapat perhatian mengenai upaya perlindungannya. Kehilangan habitat utamanya, yaitu padang lamun merupakan salah satu ancaman serius bagi keberlanjutan populasi dugong. Disisi lain, status populasi dugong menjadi indicator dari kesehatan ekosistem pesisir secara umum.

Disamping itu, perburuan dugong juga masih marak terjadi. Selain di ambil taring dan dagingnya, banyak mitos yang berdedar di masyarakat akan khasiat dari air dugong sebagai hal berbau kepercayaan adat. Padahal fakta ilmiahnya, air mata dugong tersebut adalah proses biologis, atau lendir yang keluar untuk menjaga kelembaban mata ketika dugong muncul ke permukaan air. (KP).


Kiriman Pembaca Koran perbatasan, Selasa, 28 Mei 2019