close menu

Masuk


Tutup x

Cumi-Cumi Vampir Dari Neraka “Vampyroteuthis Inferalis”

Penulis: |

Nama                       : Rifai Dimas Trisna Pratamayuda (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
NIM                          :  180254241050
Fakultas                 : Ilmu Kelautan dan Perikanan
Prodi                       : Ilmu Kelautan
Semester               : 2


CUMI-CUMI vampir mendapat nama itu dari bentuknya yang ‘mengerikan’. Warnanya yang gelap, selaput seperti jubah di tentakel, dan matanya yang merah membuat ia disebut “Cumi-cumi Vampir dari Neraka”. Tapi cumi ini bukan hewan penghisap darah seperti vampir. Cumi-cumi vampir adalah jenis sefalopoda yang ada di laut dalam. Cumi-cumi vampir dalam bahasa latin adalah “Vampyroteuthis Inferalis”. Cumi-cumi ini berwarna merah terang dan memiliki ukuran tubuh 30 cm. cumi ini biasanya terdapat di kedalaman 600-1000 m.

Cumi-cumi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1903 oleh ilmuwan Jerman dan awalnya dikira sebagai gurita (octopus). Cumi-cumi ini bertubuh gemuk, tidak seperti cumi-cumi lainnya yang bertubuh agak runcing. Pada bagian ekornya terdapat sepasang sirip yang bentuknya mirip kuping dan bergerak menggelombang secara perlahan. Cumi ini memiliki sepasang mata yang berwarna ungu.

Cumi-cumi vampir tidak menghisap darah ataupun menggigit mangsanya, tetapi cumi-cumi vampir ini cuma memakan bangkai ataupun sisa makanan yang terdapat di dasar laut. Jumlah predator yang ada di laut dalam memang sedikit. “Tapi makanan khas sefalopoda juga langka”, kata Hendrik Joving dan Bruce Robison, peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute, California.

Kedua ahli biologi itu mengatakan bahwa penilitian ini merupkan hasil studi hasil interaksi mereka dengan cumi-cumi vampir selama kurang lebih 30 tahun melalui robot penjelajah dasar laut, percobaan laboratorium, dan metode pembedahan. Karya mereka diterbitkan dalam jurnal Proceeding of Royal Society B. Mereka memeriksa saluran pencernaan dan feses pada cumi-cumi vampir itu untuk mengetahui bahwa hewan tersebut bersifat pemakan bangkai (Detritivor). Cumi-cumi vampir akan menghampiri bangkai makhluk laut yang tenggelam di dasar laut dan memakannya.

READ  Universitas Terbuka dan Pemkab Pringsewu Jalin Kerjasama Ciptakan Sarjana

“Yang menjadi teka-teki besar dari cumi-cumi vampir ini adalah pada karakteristik mulutnya,” ujar Robinson. Cumi-cumi vampir yang sedang membuka mulutnya akan tampak seperti payung hitam yang sedang terbuka. Mulut lebarnya dikelilingi delapan lengan yang saling dihubungkan dengan jaringan kulit yang membentuk kantong berwarna hitam. Lengan-lengannya terdapat puluhan penghisap dan tonjolan mirip seperti jari yang disebut cirri.

Jika pada cumi-cumi pada umumnya hanya dapat bertelur 1 kali saja dalam musim tertentu, tetapi pada cumi-cumi vampir ini mampu bertelur hingga sebanyak 100 kali. Hal ini diketahui berdasarkan hasil studi yang tertulis dalam jurnal sains Currnt Biology. Cumi-cumi vampir berbeda dengan cumi-cumi lainnya disebabkan karena cumi-cumi vampir sudah beradaptasi dengan tempat hidupnya di dasar laut yang gelap dan dingin. Dasar laut yang gelap tersebut membuat metabolisme tubuh cumi-cumi vampir ini menjadi rendah dan fase hidupnya juga lebih lambat. Cumi-cumi vampir ini juga bukan termasuk hewan yang aktif dan tidak membutuhkan makanan yang berkalori tinggi. (***).


Tulisan Pembaca Koran Perbatasan, Senin, 18 Maret 2019